Kamis, 29 Mei 2014

GUNUNG BERAPI DAN PERADABAN MANUSIA

Posted by iqbal ali wafa On 05.05 | No comments
Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Alamiah Dasar

Dosen Pengampu
Bapak dr. Christyaji Indradmojo


 Oleh
Iqbal Ali Wafa        13410055
Setyani Alfinuha    13410056
Siti Nur Aini          13410057

Kelas : B

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2013

MAKALAH ZAKAT DAN HAJI

Posted by iqbal ali wafa On 04.52 | 2 comments
OLEH
IQBAL ALI WAFA
13410055

Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Desember 2013



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Rukun islam ada lima. Zakat dan haji merupakan bagian dari ruku islam trersebut. Dalam  persoalan zakat masih belum seluruhnya dapat difahami masyarakat dengan jelas. Zakat juga dapat bermanfaat dan dapat mengurangi kemiskinan khususnya indonesia.
Namun kesadaran akan mengeluarkan bagi yang terkena wajib zakat belum maksimal. Memang dalam praktek kehidupan dimasyarakat untuk dapat memaksimalkan zakat masih belum maksimal. Untuk memahamkan saja mengenai zakat kepada masyarakat juga masih sulit diterima oleh masyarakat. Entah siapa yang harus menyadarkan akan pentingnya zakat dan hikmah dibalik zakat serta memahamkan zakat kepada masyarakat.
Dalam urusan haji, banyak diantara masyarakat yang menganut agama islam kurang memahami seluruhnya mengenai haji. Bagaimna rukunya, bagaimana syaratnya dan semua yang berhubungan dengan haji.

TEORI EVOLUSI DARWINISME DAN HARUN YAHYA

Posted by iqbal ali wafa On 04.49 | No comments
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Dalam penciptaan manusia, seringkali para ilmuwan menghadapi beberapa masalah. Permasalahan yang pertama bagaimana asal usul manusia. Dari mana manusia diciptakan, dan banyak permasalahan yang akan dihadapi para ilmuwan. Ilmuwan terdahulu akan berbeda pendapat dengan ilmuwan yang sekarang. Dengan berjalanya waktu dan berkembangnya pemikiran, maka hasil dari pendapat-pendapat yang terdahulu dan sekarang akan sangat berbeda. Bahkan pendapat yang terdahulu akan berlawanan dengan pendapat para ilmuwan yang sekarang.
Para ilmuwan. Terutama yang menganut materialisme mengira bahwa teori ini adalah fakta yang sudah terbukti secara ilmiyah. Dengan sangat mendukungnya dan juga dengan sengitnya mereka menolak gagasan uyang bertentangan denganya.
Kelompok kedua terdiri atas orang-orang yang tidak punya cukup keterangan tentang berbagai pernyataan teori evolusi. Mereka tak begitu tertarik kepadanya, karena tidak menyadari kerusakan yang telah dibawa Darwinisme kepada kemanusiaan dalam satu setengah abad terakhir ini. Bagi mereka tidak menjadi masalah bahwa teori ini dicekokkan kepada masyarakat serta dipertahankan mati-matian, sekalipun secara ilmiah teori ini sudah tidak absah, sebab mereka telah menutup mata terhadap apa yang sedang berlangsung.
Seandaimnya para ilmuwan atau orang orang yang menganggap teori tersebut telah kehilangan semua nilai kebenaran ilmiahnya, mereka tidak bisa bersungguh menghadapi orang yang masih memandangnya penting, karena mereka sendiri tidak menganggapnya penting. Mereka pikir tidak perlu menerangkan ketidak-absahan teori tersebut, menerbitkan buku, atau menggelar ceramah-ceramah tentang perihal ini, sebab di mata mereka teori itu sudah jadi barang kuno atau usang.
Kelompok ketiga adalah para ilmuwan dan mereka, yang di bawah pengaruh saran dan propaganda materialis, memandang teori ini sebagai fakta ilmiah dan mencari "jalan tengah" antara teori evolusi dan iman kepada Allah. Mereka menerima segenap uraian Darwinisme tentang asal-muasal kehidupan, namun mencoba membangun jembatan yang menghubungkan teori evolusi dengan kepercayaan agama, yaitu dengan berpendapat bahwa peristiwa dalam uraian tersebut berlangsung dalam kendali Allah.
Sesungguhnya, semua pandangan itu keliru, sebab teori evolusi tidak dapat disajikan secara nalar sebagai sebuah fakta ilmiah, diabaikan seakan sepele, maupun disesuaikan dengan agama. entah dimana para ilmuwan akan menentukan kebenaran yang sah.
Namun sebagai umat islam, akan menemui bebrapa titik terang. Karena agama samawi yakni agama islam telah membenarkan bahwa allah menciptakan semua yang ada di bumi ini. Namun tetap saja umat islam membela teori yang salah dan telah terevisi dan terbkti ketidak validan.
Ada beberapa pokok masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yang diambil dari permasalahan diatas dan akan dirumuskan dalam bab berikutnya.

B.    Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini akan dikelompokkan dengan bab.
a.    Bab i membahas mengenai pendahuluan mengenai permasalahan yang ada
b.    Bab ii membahas bagaimana asal usul manusia menurut teori darwin dan menurut harun yahya
c.    Bab iii membahas mengenai asal usul manusia dikaji melalui revew dari al-qur an
d.    Bab iv membahas pendapat penulis mengenai asal usul manusia
e.    Bab v penutup

Musyrif vs Mahasantri PART 1

Posted by iqbal ali wafa On 04.44 | No comments
    Musyrif merupakan pengurus yang mengurusi kegiatan para mahasantri. Dalam bahasa lain, Musyrif merupakan penjaga akhlak untuk mahasantri. Terkadang musyrif mengalami kewalahan untuk mengatur aklak dan kegiatan mahasantri. Entah bagaimana dan mengapa musyrif sampai kewalahan. Panggilan Musyrif atau Musyrifah hanya ditemui di asrama uin maulana malik ibrahim. Jadi, musyrif dan musyrifah sangat langka dan harus dilindungi keberadaanya.
    Ada Musyrif atau Musyrfah ada pula Mahasantri. Jika santri adalah panggilan untuk orang yang mencari ilmu di Pondok Pesantren, namun di asrama uin maulana malik ibrahim, sudah mendapat pangkat “maha” yang bisa diartikan sebagai “lebih”. Jadi mahasantri adalah orang yang mencari ilmu yang berada di pondok dan memiliki kekuatan lebih tinimbang santri yang mencari ilmu di pondok pesantren.
    Makna “lebih atau maha” dalam konteks ini bermaksud, tidak hanya menari ilmu agama saja. Melainkan mencari ilmu dibidang lainya yang telah difokuskan melalui fakultas-fakultas yang telah dipilihnya.

Unordered List

Labels