Kampung
perjuangan, taka asing terdengar oleh para pemburu kehidupan. Entah ilmu
ataupun harta untuk memmenuhi kebutuhan hidup. Kampong perjuangan kebanyakan
jauh dari kampong halaman bisa luar pulau atau luar negeri. Kadang dikampung
perjuangan malah menjadi kampong halaman. Mengapa tidak, dikampung perjuangan
ternyata mampu menjadi penduduk setempat entah didapat karena mendapatkan
pekerjaan atau menemukan pasangan hidup di kampong perjuangan. Banyak cerita
yang dapat kita dengardari kerabat dekat. Mereka saling bertemu ketika
dikampung perjuangan, entah saat menempuh pendidikan atau sekedar bekerja.
Kadang dapat menemukan kampong halamanya lagi, kadang tidak. Artinya jarang
pulang ke kampong halaman karena kesibukan di kampong perjuangan sehingga waktu
yang terbatas untuk kembali ke kampong halaman.
Sedikit kisah
dimana diambil dari kisah pribadi pada puasa ramadlan tahun 2016. Sepanjang
bulan ramadlan, doa setelah sholat ditambah dan lebih khusus. Mengapa demikian,
beberapa hari hati ini gundah karena hati ini sedang bersua dengan hati orang
lain. Entah saling tertarik atau hanya hati ini yang tertarik. Bahasa anak
gaulnya “bertepuk sebelah tangan”. Gimana coba peasaanya ketika sedang jatuh
cinta di kampong perjuangan ?
Dalam adab
belajar, ada beberapa sebab yang mempengaruhi penguasaan ilmu. Salah satunya
adalah gangguan hati alias gundah karena memikirkan sang kekasih hati yang tak
jelas statusnya. Dalam doa tersebut menjadi “ ya allah jika ia memang jodohku,
pertemukanlah kami dengan Cara-Mu dan jika ia bukan jodohku, berikanlah jodoh
yang jauh lebih baik tinimbang dia”.
Berdoa, tugas
kita adalah berdoa dan berusaha. Benar to? Kita berdoa. Masih ragu, dikabulkan
apa tidak? Masih yakin kalau dia adalah jodohmu walaupun sekarang masih
pacaran?. Mending berdoa yang baik saja daripada mendahului takdir atau
menebak-nebak takdir. Kok bisa seperti itu? Iya, sebab terlalu yakin kalau ia
jodoh kita dan sekarang lo masih belum jelas, lamaran ? belum. Kenalan ke orang
tua aja boro boro.
Iya sih, kemarin
sempat gundah karena si dia. Jatuh hati pada orang yang belum tentu sama jatuh
hatinya ke kita. Lalu apa yang bisa kita perbuat? DOA, mungkin itu solusinya
yang paling mudah. Apa lagi kita masih berada di kampong perjuangan, mencari
ilmu menari bekal dan mencari ridlo Tuhan pastinya. Lalu pertanyaanya, doanya
harus menggunakan bahasa arab? Tidak. Pakai bahasa yang kita bisa aja. Pelan
pelan agar sopan, masak minta kok keras keras dan berhadatz pula. Hahaha
Melanjutkan
cerita lagi, setelah liburan panjang dan jarang sekali berkomunikasi denganya.
Kini sudah mulai biasa, walaupun terkadang ingin menghubungi melalui telefon
atau sekedar sms. Namun, jarang dibales. Hahaha. Lalu kegundahan yang dulu
parah, kini biasa dan bahkan sering lupa. Mengapa demikian? Entah karena tidak
ada respon atau karena yang lain, atau jangan jangan aku takut ya? Hahaha.
Sesekali aku
membuka buku tentang doa yang mana doa yang kita panjatkan pada Allah pati
dikabulkan. Kita tidak boleh berputus asa (Mutiara Hikmah Ke 6 Dari Kitab Al
Hikam). Allah pasti menjamin akan dikabulkanya doa kita sesuai dengan
kehendak-Nya. Belum tentu yang menurut kita baik tapi disisi Allah juga baik
dan sebaliknya serta Allah akan mengabulkan sesuai dengan waktu yang dikehendaki-Nya
bukan waktu yang kita kehendaki. Dalam surat Al-Mukmin ayat 6 juga
diterangkanbahwa kita disuruh berdoa dan Allah akan mengabulkanya. Allah akan
memberikan dan memilihkan yang terbaik untuk kita meskipun belum tentu sesuai
dengan kita. Lawong doa nabi musa saja dikabulkan setelah 40 Tahun, apa lagi
kita? Manusia biasa.
Nah, biarpun
belahan hati tertinggal di kampung perjuanagan tak apalah. Berarti bukan dia
dan pasti akan diganti yang lebih sesuai dan baik untuk kita serta akan
diberikan pada waktu yang tepat. Benarkan ? dan aku punya sedikit kata-kata
untuknya “hai, aku suka kamu karena tuhanmu kan ku pinang kau karena tuhanku
dan ketahuilah tantangan didepan lebih berat dari bayangan kita”.
Malang,
15 Juli 2016
Iqbal
ali wafa .red)