Rabu, 09 Maret 2016

Satu Pintu Terbuka

Posted by iqbal ali wafa On 06.00 | No comments

Melihat orang berpacaran di taman – taman kota, di alun-alun atau dipinggiran bandara sambil melihat lalu lalang pesawat, terlihat mereka bermesraan. Ngobrol yang lama, bak suami istri yang sudah sah menikah. Mereka saling mengobrolkan masa depanya, menghayal masa depanya, ada juga obrolan mereka mengenai organisasi mereka.
Itulah secuil dari orang yang berpacaran. Disisi lain pacaran dapat menjerumuskan kedalam kenegatifan, jika tidak memiliki kontrol diri yang kuat. Akibatnya banyak terjadi kemaksiatan-kemaksiatan, bahkan hamil dulu baru menikah atau bahkan digrebek sama warga karena ketahuan membawa teman lawan jenisnya di kamar kos atau kontrakanya.
Okelah, kita jenuh dengan perbuatan mereka. Perbuatan mereka yang tidak selayaknya ada didalam lingkungan kita. Kita sebagai korban perbuatan mereka yang berpacaran. Entah dengan apa mereka bisa sadar baha pacaran itu sangat merugikan. Alangkah baiknya pacaran itu setelah nikah. Walaupun sudah ada restu dari kedua orang tua, pacaran pun masih merugikan. Bahasa lain yang lebih halus adalah “khitbah” atau “lamaran”, itu kan belum menjadi suami istri yang sah.
Sudahlah ! urusan dosa biar mereka yang menanggung. Kita hanya koraban saja, maka tugas kita adalah mendoakan mereka biar mendapat hidayah dari sang maha kuasa. Jika kita berfikiran negatif terus, kesal dengan mereka dan memikirkan mereka, kita akan rugi semdiri. Mengapa? Energi untuk memikirkan ke-irian, kekesalan, kemarahan jauh lebih besar. Daripada kita memandang mereka negataif terus, lebih baik kita berfikiran positif saja.

Unordered List

Labels