Sabtu, 20 Oktober 2012

Analisis Kalimat

Posted by iqbal ali wafa On 06.49 | No comments
-->
Analisis Kalimat

A.    Pendahuluan
Dalam makalah ini, penulis menyajikan sebuah tulisan berupa analisis kalimat yang menjelaskan pengertian kalimat, jenis kalimat dan pembagian kalimat. sebuah kalimat dapat berubah hingga menjadi beberapa bentuk kalimat.

Bentuk kalimat berbagai macam. Serta dalam pembagian masih dibagi lagi, oleh sebab itu, pembahasan kalimat tidak akan habis jika di bahas dalam forum yang singkat. Penulis mengharapkan agar pembaca bisa mengerti beberapa pokok kalimat. kalimat sangat menentukan sebuah tulisan atau pemahaman bagi pembaca.

Pada hakikatnya kalimat adalah suatu susunan dari beberapa kata. kata sebagai salah satu komponen pokok dalam terbentuknya kalimat. Kalimat juga sebagai pembentuk suatu paragraf maupun suatu tulisan yang dapat dimengerti oleh para pembaca.



B.    pembahasan
        Pada hakikatnya kalimat adalah suatu susunan dari beberapa kata. kata sebagai salah satu komponen dalam pembentukan kalimat. Kalimat juga sebagai pembentuk suatu paragraf maupun suatu tulisan yang dapat dimengerti oleh para pembacanya.
        Kalimat sebagai susunan pokok suatu tulisan yang dapat dimengerti. Sebagai pengatur dalam pembentukan tulisan yang dapat dimengerti, serta pengarah ke sudut manakah suatu tulisan akan dapat dimengerti. Karena itulah, peran kalimat sangatlah besar bagi pengaruh sebuah tulisan. Sebuah tulisan akan terlihat menarik dan terasa sempurna, tak lain karena terpengaruh kalimat didalamnya.
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.(http://organisasi.org/pengertian_kalimat_dan_unsur_kalimat)

1)    Kalimat
            Menurut Keraf (1999: 185) kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa ujaran itu sudah lengkap.Kalimat tidak dapat diukur dengan adanya subjek, predikat dan fungsi-fungsi lain seperti objek, pelengkap, dan keterangan-keterangan. Namun ukuran utama kalimat adalah intonasi.
                       
                Kalimat adalah susunan dari kata yang tersusun dan mempunyai suatu pengertian tertentu sehingga tidak menimbulkan pertanyaan bagi pengucap maupun pendengar. Minimal dalam kalimat tekandung subjek dan predikat
Contoh:
                Saya berdiri
                S       p
        Susunan kalimat tersebut telah memenuhi syarat menjadi kalimat. Serta telah memenuhi batas minimumsebagai dikatakan sebagai kalimat.
        Kata ialah suara yang mengandung beberapa sebagian huruf abjad. Jika suatu susunan dari beberapa huruf abjad namun tidak teratur, maka tidak digolongkan sebagai kata. Dari bebrapa susunan kata yang tidak teratur atau tidak tersusun, maka susunan tersebut juga tidak bisa disebut kalimat. jadi kali kalimat harus memenuhi syarat-syarat agar dapat disebut sebagai kalimat.
2)    Jenis jenis kalimat
berdasarkan penjelasan dalam laman :http//freezcha.wordpress.com/jenis-jenis-kalimat menjelaskan jenis kalimat yaitu

1)      Berdasarkan Pengucapan
Berdasrkan pengucapannya, kalimat dapat di bagi menjadi dua, yaitu:
a)      Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:
-  Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
-  “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.

b)      Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan  orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
-  Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
-  Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
2). Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
a). Kalimat Tunggal
Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:
Ø  KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh:   Victoria bernyanyiKB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)
Contoh:   richa sangat rajin
Ø  KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)
Contoh:  Masalahnya seribu satu.
Kalimat tunggal  dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
v  Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh :  Saya siswa kelas VI.
v  Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh :  Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih.  Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:
a)      Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
b)      Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
c)      Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
d)     Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
e)      Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
f)       Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
g)      Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
h)      Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
i)        Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.
j)        Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.
Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:
v  Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
v  Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.
v  Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2.  Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas  3 jenis, yaitu:
2.1.  Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
a.       KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.
Contoh:
-  Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
-  Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.

b.      KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
-Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk   negara yang sudah maju.
-Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.


c.       KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
-  Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
-  Aku atau dia yang akan kamu pilih.

d.      KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
-  Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
-  Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.

e.       KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:
-  Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
2.2  Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1. Waktu                     : ketika, sejak
2.  Sebab                     : karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
3.  Akibat                    : hingga, sehingga, maka
4.  Syarat                     : jika, asalkan, apabila
5.  Perlawanan             : meskipun, walaupun
6.  Pengandaian           : andaikata, seandainya
7.  Tujuan                    : agar, supaya, untukbiar
8.  Perbandingan         : seperti, laksana, ibarat, seolaholah
9.  Pembatasan            : kecuali, selain
10.  Alat                      : dengan+ katabenda:  dengan tongkat
11.  Kesertaan             : dengan+ orang

Contoh:
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat  : Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat   : Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.

2.3  Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
-   Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS   :  Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC   :  Kami berhenti karena hari sudah malam.
.          Kami langsung pulang karena hari sudah malam.
-  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS   :  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB   : Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

3)      Berdasarkan Isi atau Fungsinya
1. Kalimat Perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
Ø  Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh             : Gantilah bajumu !
Ø  Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh :Jangan membuang sampah sembarangan !
Ø  Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh             : Tolong temani nenekmu di rumah !

2.  Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
Ø  Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
Ø  Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
Ø  Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
Ø  Kalimat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak tahu mengapa dia datang terlambat.



3.  Kalimat Tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
-  Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
-  Kapan Becks kembali ke Inggris?

4.  Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
-  Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
-  Bukan main, eloknya.
.
4)      Berdasarkan Unsur Kalimat
1. Kalimat Lengkap
(bisa disebut dengan kalimat mayor)

Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari  satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
-   Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
-   Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.
-   ia mengambil buku itu

2. Kalimat Tidak Lengkap
(bisa disebut dengan kalimat minor)
Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
Contoh:
- Selamat sore
- Silakan Masuk!
- Kapan menikah?
- Hei, Kawan…
.                       - sudah siap!
                        - pergi!

5)      Berdasarkan Susunan  S-P
1.  Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
Ambilkan koran di atas kursi itu!
Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.
Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
Aku dan dia bertemu di cafe ini.
6)      Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
1.  Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;
-  Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
-  Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.

2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh:
-   Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
-  Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.3.

3. Kalimat Yang  Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh:
-   Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
-  Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.
7)      Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1.  Kaliamat Aktif
Kalimat aktif  adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang  tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya  pergi, tidur, mandi, dll  (kecuali makan dan minum).
Contoh:
-  Mereka akan berangkat besok pagi.
-  Kakak membantu ibu di dapur.

Kalimat aktif  dibedakan menjadi 2, yaitu:

1.1  Kalimat Aktif  Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:    Eni mencuci piring.
.                 S        P         O1

1.2  Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak  dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
Mereka berangkat minggu depan.
.        S              P                   K
Amel menangis  tersedu-sedu di kamar.
.     S                          P                          K

1.3  Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh:
Dian kehilangan pensil.
.      S          P            Pel.
           
2.  Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

2.1  Kalimat Pasif  Biasa
Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:
Piring dicuci Eni.
.       S        P      O2

2.2  Kalimat Pasif Zero
Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh:
Ku pukul adik.
.   O2    P      S
-  Akan  saya sampaikan pesanmu.
.               O2        P               S
Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :
1.  Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2.  Awalan me- diganti dengan di-.
3.  Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
Contoh :   Bapak  memancing ikan. (aktif)
.                Ikan  dipancing oleh bapak. (pasif)
4.  Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh :   Aku harus memngerjakan PR. (aktif)
.                PR harus kukerjakan. (pasif)


C.   Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dibahas dalam lembar sebelumnya, kesimpulan tentang analisis kalimat sebagi berikut:


D.   Daftar Pustaka
§  Kerap gorys,1999 Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indinesia. Jakarta PT Gramedia Widiasarana Indonesia
§  http://organisasi.org/pengertian_kalimat_dan_unsur_kalimat
§  http//freezcha.wordpress.com/jenis-jenis-kalimat menjelaskan jenis kalimat yaitu


0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Labels