Rabu, 15 Februari 2017
“ Jangan Cengeng Anakku!“
Posted by iqbal ali wafa
On 22.41
| No comments
Seorang anak lari dan tersandung gundukan
tanah didepan rumah. Ia menangis dengan keras, sang ibu yang berada tak jauh
dengannya sengaja hanya melihat dari jauh. Memerhatikankondisi anaknya yang
terjatuh. Usia belia yang sedang elajar berlari memang identik dengan jatuh dan
bangun. Ibu melatih anaknya agar tidak cengeng. Keadaanya tidak begitu
memahayakan, hanya lecet biasa. Tak lama kemudian anaknya kemali berdiri dan
mencoba berlari. Butuh yang namanya latihan agar anak tidak mudah cengeng. Jika
sang ibu langsung mendatangi anaknya yang sedang menangis karena terjatuh, bisa
dipastikan tangisanya semakin keras. Iya, itu sebabnya orang tua perlu
melatihnya.
Sabtu, 21 Januari 2017
Perumahan Bagaikan Kapung Halaman
Posted by iqbal ali wafa
On 07.51
| No comments
Fenomena hidup
secara individualisditengah perkotaan adalah hal yang lumrah. Sebab para
penduduknya mayoritas pendatang dari beberapa daerah. Tujuan mereka beragam
untuk tinggal dikota, ada yang dikarenakan mereka bekerja, kuliah atau bahkan
sekedar investasi di tengah kota. Tak hayal jika mereka hanya mementingkan
kepentinganya pribadi dan megenyampingkankepentingan orang lain. tepat tanggal
1 januari 2017 kemarin, ditemukan seorang kakek meninggal dan diketemukan 6 jam
kemudian. Tak lain karena tidak ada tetangga yang mengetahui keadaan akek
tersebut. Sebab lingkunganya adalah di lingkungan kos dan kotrakan mahasiswa
yang mana sudah jelas tingkat individualis yang tinggi.
Senin, 19 Desember 2016
SANTRI TPQ MOGOK HAFALAN
Posted by iqbal ali wafa
On 00.25
| No comments
Apa yang anda rasakan ketika anak
anda bosan dan engan menghafalkan sesuatu? Apa anda bingung? Apa anda jengkel
dan menyerah?. Berawal dari pertanyaan tersebut, saya ada pengalaman ketika
mengajar di TPQ. Santri TPQ mogok hafalan doa Qunut, entah mengapa mereka
menolak yang namanya hafalan. Ketika para ustadz mengajak untuk mengulang dari
awalsaja sudah tidak mau. Apa jawab mereka “aduh hafalan lagi” kalau tidak
begitu “tidak mau kalau hafalan” dan banyak nada nada yang keluar.
Kita sadar cara belajar bayi yang
baru keluar dari rahim ibunya adalah menggunakan pendengaranya. Karena ke empat
indra lainya belum mampu digunakan untuk belajar. Belajar sendiri adalah mecari
pengetahuan atau informasi baru. Dapat dibuktikan dengan penelitian sebelumnya.
Anak berusia 8 tahun hafal al quran, telisik demi telisik ternyata ketika dalam
kandungan sang ibu sering mendengarkan lantunan ayat-ayat al quran. Tidak heran
jika orang tua menginginkan anaknya mampu menghafal al quran, maka orang tua sesering
mungkin mendengarkan lantunan ayat suci Al Quran.
Cara yang dapat digunakan adalah
mengganti kata “hafalan” kata “ayok kita dengarkan dan tirukan!”. Memang
sesederhana itu namun memilii efek perubahan yang signifikan. Anggapan merek
bahwa hafalan adalah proses belajar yang sangat sulit. Namun dengan kemasan
baru, mereka dapat diajak untuk menghafal. Pada hakikatnya, hafaan adalah mampu
mengucapkan (kalimat) tana melihat. Sama halnya saat diajak mendengarkan lalu
menirukan, anak anak akan setengah sadar untuk mengingat ingat kalimat yang
harus mereka tirukan. Secara berulang ulang mereka akan lancar mengingat dan
akan hafal dengan sendirinya.
Malang, 20/11/16
Senin, 18 Juli 2016
Separuh Jiwaku Tertinggal Dikampung Perjuangan
Posted by iqbal ali wafa
On 07.40
| No comments
Kampung
perjuangan, taka asing terdengar oleh para pemburu kehidupan. Entah ilmu
ataupun harta untuk memmenuhi kebutuhan hidup. Kampong perjuangan kebanyakan
jauh dari kampong halaman bisa luar pulau atau luar negeri. Kadang dikampung
perjuangan malah menjadi kampong halaman. Mengapa tidak, dikampung perjuangan
ternyata mampu menjadi penduduk setempat entah didapat karena mendapatkan
pekerjaan atau menemukan pasangan hidup di kampong perjuangan. Banyak cerita
yang dapat kita dengardari kerabat dekat. Mereka saling bertemu ketika
dikampung perjuangan, entah saat menempuh pendidikan atau sekedar bekerja.
Kadang dapat menemukan kampong halamanya lagi, kadang tidak. Artinya jarang
pulang ke kampong halaman karena kesibukan di kampong perjuangan sehingga waktu
yang terbatas untuk kembali ke kampong halaman.
Sedikit kisah
dimana diambil dari kisah pribadi pada puasa ramadlan tahun 2016. Sepanjang
bulan ramadlan, doa setelah sholat ditambah dan lebih khusus. Mengapa demikian,
beberapa hari hati ini gundah karena hati ini sedang bersua dengan hati orang
lain. Entah saling tertarik atau hanya hati ini yang tertarik. Bahasa anak
gaulnya “bertepuk sebelah tangan”. Gimana coba peasaanya ketika sedang jatuh
cinta di kampong perjuangan ?
Dalam adab
belajar, ada beberapa sebab yang mempengaruhi penguasaan ilmu. Salah satunya
adalah gangguan hati alias gundah karena memikirkan sang kekasih hati yang tak
jelas statusnya. Dalam doa tersebut menjadi “ ya allah jika ia memang jodohku,
pertemukanlah kami dengan Cara-Mu dan jika ia bukan jodohku, berikanlah jodoh
yang jauh lebih baik tinimbang dia”.
Berdoa, tugas
kita adalah berdoa dan berusaha. Benar to? Kita berdoa. Masih ragu, dikabulkan
apa tidak? Masih yakin kalau dia adalah jodohmu walaupun sekarang masih
pacaran?. Mending berdoa yang baik saja daripada mendahului takdir atau
menebak-nebak takdir. Kok bisa seperti itu? Iya, sebab terlalu yakin kalau ia
jodoh kita dan sekarang lo masih belum jelas, lamaran ? belum. Kenalan ke orang
tua aja boro boro.
Iya sih, kemarin
sempat gundah karena si dia. Jatuh hati pada orang yang belum tentu sama jatuh
hatinya ke kita. Lalu apa yang bisa kita perbuat? DOA, mungkin itu solusinya
yang paling mudah. Apa lagi kita masih berada di kampong perjuangan, mencari
ilmu menari bekal dan mencari ridlo Tuhan pastinya. Lalu pertanyaanya, doanya
harus menggunakan bahasa arab? Tidak. Pakai bahasa yang kita bisa aja. Pelan
pelan agar sopan, masak minta kok keras keras dan berhadatz pula. Hahaha
Melanjutkan
cerita lagi, setelah liburan panjang dan jarang sekali berkomunikasi denganya.
Kini sudah mulai biasa, walaupun terkadang ingin menghubungi melalui telefon
atau sekedar sms. Namun, jarang dibales. Hahaha. Lalu kegundahan yang dulu
parah, kini biasa dan bahkan sering lupa. Mengapa demikian? Entah karena tidak
ada respon atau karena yang lain, atau jangan jangan aku takut ya? Hahaha.
Sesekali aku
membuka buku tentang doa yang mana doa yang kita panjatkan pada Allah pati
dikabulkan. Kita tidak boleh berputus asa (Mutiara Hikmah Ke 6 Dari Kitab Al
Hikam). Allah pasti menjamin akan dikabulkanya doa kita sesuai dengan
kehendak-Nya. Belum tentu yang menurut kita baik tapi disisi Allah juga baik
dan sebaliknya serta Allah akan mengabulkan sesuai dengan waktu yang dikehendaki-Nya
bukan waktu yang kita kehendaki. Dalam surat Al-Mukmin ayat 6 juga
diterangkanbahwa kita disuruh berdoa dan Allah akan mengabulkanya. Allah akan
memberikan dan memilihkan yang terbaik untuk kita meskipun belum tentu sesuai
dengan kita. Lawong doa nabi musa saja dikabulkan setelah 40 Tahun, apa lagi
kita? Manusia biasa.
Nah, biarpun
belahan hati tertinggal di kampung perjuanagan tak apalah. Berarti bukan dia
dan pasti akan diganti yang lebih sesuai dan baik untuk kita serta akan
diberikan pada waktu yang tepat. Benarkan ? dan aku punya sedikit kata-kata
untuknya “hai, aku suka kamu karena tuhanmu kan ku pinang kau karena tuhanku
dan ketahuilah tantangan didepan lebih berat dari bayangan kita”.
Malang,
15 Juli 2016
Iqbal
ali wafa .red)
Selasa, 28 Juni 2016
30 Menit Yang Lalu
Posted by iqbal ali wafa
On 15.16
| No comments
Langit
mendung, suasana terasa sepi. Dingin menusuk kulit yang belum terkena air. Mata
baru terbuka sesaat setelah terpejam dalam nyenyaknya tidur disiang hari. Ku
bawa mantel biru tuk sekedar menyelimuti si Vega yang kedinginan diluar sana.
Sambil ku lihat beberapa pasang sandal yang terlihat sangan ganjal. Lalu aku
terdiam sejenak dan mengingat tiga puluh menit sebelumnya. Aku teringat
beberapa orang yang selalu datang ke masjid tuk sholat namun selalu aku
berfikir, mengapa setelah mereka mandi dan sholat, selalu meninggalkan bekas
dikamar mandi. Terlihat air keruh, sabun disana sini dan pada siang ini sandal
sepasang tertukar. Entak sengaja atau tidak.mumpung di bulan ramadlan jadinya
berusaha mungkin khusnudzon. Mungkin ingin sandal yang lebih bagus dari
sandalnya.
Sabtu, 25 Juni 2016
Surat Tak Bertuan
Posted by iqbal ali wafa
On 15.40
| No comments
Diantara kita pasti pernah merasakan
sebuah keajaiban hubungan berkomunikasi tanpa ada hubungan baik berbicara
langsung maupun melalui media. Kalau bahasa jawa terkadang disebut “krentek”
yakni suatu komunikasi yang mana melibatkan filling yang tepat dan itu benar.
Memang tidak semua orang peka dengan ini. seperti contoh, seorang ibu akan
merasakan gelisah atau kefikiran terhadap anaknya dan pada saat itu juga
anaknya sedang mengalami masalah. Contoh lain yang dapat dirasakan adalah
ketika kita sedang berada dirantauan, dan tiba tiba memiliki maksud untuk
menghubungi ibunda dirumah. Namun belum sempat berbicara dan belum sempat
memegang telephone genggam. Tiba tiba terdengar deringan sms atau telepon dari
ibunda kita. Nah inilah yang dimaksud hubungan batin atau krentek.
Rindu Kutitipkan I
Posted by iqbal ali wafa
On 15.39
| No comments
Banyak cerita mengenai perjuangan cinta, baik para
pemuda maupun orang yang tua. mungkin cinta pada orang tua berbeda dengan cinta
para pemuda. Cinta orang tua dapat berupa cinta pada keluarganya entah anaknya,
istrinya atau cucunya. Jika dikaitkan dengan agama, maka cinta orang tua dapat
diartinkan banyak sekali. Salah satu cinta orang tua pada keluarganya adalah
bagaimana membentuk keluarga yang harmonis dan dapat mencukupi kebutuhan
keluarga serta berharap keluarga atau keturunanya lebih baik darinya. Namun
kita tidak banyak membahas itu.
Langganan:
Postingan (Atom)