Minggu, 08 April 2012

pondok pesantren kyai mojo tambakberas jombang

Posted by iqbal ali wafa On 18.51 | No comments
 Latar belakang berdirinya Kyai Mojo
Sekitar tahun 1991 Masehi, Di sebuah dusun kecil di tengah-tengah antara Tembelang dan Tambakberas. Tepatnya di petengan tembelang jombang datang seorang Kyai muda yang tamp`n dan gemilau pikirannya, beliau bernama kyai Imron Djamil. Kedatangannya di desa itu semula ingin mencari rumah kontrakan sebagai tempat tinggal beliau sekaligus istri tercintanya (ibu nyai Hj. Dra. Titi Maryam ). Mengingat beliau baru saja usai merantau dan menuntut ilmu di pondk psantren KH. Moh. Djamaludin Ahmad tambak beras sekaligus lulusan pendidikan-pendidikan formal di Tambak beras seperti MI BU, MMA BU, STIT BU maka beliaupun tidak mau jauh-jauh dari Tambakberas. Pun juga beliau masih melanjutkan pendidikannya di STIT BU yang sekarang bernama STAI BU.

Akhirnya beliau pun tinggal di rumah sebelah timur warung Mak Ti (sekarang). Selama ±2 tahun beliau tinggal disitu. Setelah itu beliau pindah dan nge-kost di sebelah mushalah Authon petengan Jombang.
Di tempat itulah beliau mulai menampung anak-anak, dlu’afa’ dan teman-teman sederajatnya yang ingin sekaligus berminat belajar*pada beliau.
Pada tahun 1994 beliau sudah memiliki ±8 santri yang berasal dari berbagai daerah atau kota seperti Tuban, Lamongan, Blora, Tulung Agung, dan lain-lain. Santri-santri itu pun kebanyakan kuliah sekaligus ngawulo (mengabdi) pada kyai Imron. Walaupun saat itu Kyai Imron juga belum memiliki rumah sendiri.
Awal yang cemerlang bagi sesosok kyai mudah yang pada saat tu juga masih mengajar di MAN Tambakberas. Kyai Imron cenderung memiliki pemikiran yang nyeleneh (aneh). Setiap apapun yang beliau hadapi, baik masalah, tantangn atau problem-problem kehidupan beliau lebih menitik beratkan pada solusi yang lebih menyendiri dan berliku, “Intine seng penting nyampe pada tujuane” begitu kata beliau.
Sebab itulah tak heran jika sosok kyai muda itu di idolakan oleh para muridnya juga para temannya, sehingga tak ayal makin lama santri dan peminat untuk belajar pada beliau semakin banyak.
Karena banyaknya santri yang berminat belajar padanya, beliaupun mempuyai niatan untuk membeli tanah sekaligus mendirikan rumah sendiri. Pada tahun 1997/1998 beliau mencari tanah kosong yang dijual. Singkat cerita beliau menemukan tanah yang berdiri rumah kosong, dan cenderung mistis.
Konon rumah itu sangat angker dan tak satu pun orang berani membelinya. Akhirnya Kyai Imron datang dan mengajukan diri untuk membeli tanah itu. Dengan biaya yang terjangkau Kyai Imron pun membeli tanah seluas 16x30m2 yang letaknya sebelah timur jalan raya KH Wahab Chasbullah tambak beras Jombang Lebih tepat lagi 50 M sebelah utara lapangan tambak beras.
Di situ lah Kyai Imron membangun Ndalemnya dan memboyong semua santrinya ke rumah itu. Semakin lama para peminatnya sekaligus anak mudah yang ingin belajar padanya pun kian bertambah. Hal itu membuat beliau berfikir dan berniat mendirikan pondok/asrama. Beliaupun akhirnya sowan pada guru mursyidnya (KH. Abdul Jalil Mustaqim) guru mursyid thorekot syadziliyah atas izin syeh Abdul Jalil akhirnya Kyai Imron membangun pondok Di sisi kanan kiri rumahnya
Sampai tahun 1999 Kyai Imron sudah mempuyai ±20 santri. Ketika itu pondok itu pun belum memilki nama tersendiri, hanya dikenal sebagai “pondoknya Kyai Imron”. Pada akhir tahun 1999 atas inisiatif dari KH. Abdul Jalil Mustaqim pondok itu diberi nama “Kyai Mojo”.
Ketika ditanya bagaimana asal-usul nama Kyai Mojo. Maka Kyai Imron pun menawab bahwa Kyai Mojo adalah sebuah pengenal serta pengingat, tempat asal lahirnya Kyai Imron adalah Mojowetan Blora, dari situ lah adanya nama Kyai Mojo, selain itu letak Kyai Mojo adalah di pojok Lapangan serta Desa tambakberas, sehingga dikenal Mojok, selain itu juga Lokasi Pondok Kyai Mojo adalah diapit oleh beberapa daerah yang ber-inisial Mojo, seperti Mojokrapak, Tamping Mojo, Mojo Agung, Mojopahit dan Mojokerto, Alasan yanglain, Bahwasanya Nama Kyai Mojo diambil dari nama panglima perang, ahli strategi sekaligus orang kepercayaan pangeran diponegoro. Dengan Tasyabbuh dan Tafaul pada nama pangeran Kyai Mojo. Kyai Imron berharap kelak di akhir nanti para santri Kyai Mojo menjadi pemikir kondang, ahli strategi, kuat dan tangguh dalam menghadapi semua tantangan seperti pangeran Kyai Mojo.
Pangeran Kyai Mojo lahir pada tahun 1792 masehi dan wafat pada tahun 20 Desember 1849. Beliau belajar ilmu agama di gading klaten dan belajar ilmu kanuragan di Ponorogo. Nama aslinya adalah Imam Muslim Mohammad Kholifah. Beliau menjadi ulama’ dan mendirikan pesantren di desa Mojo sehingga masyhur dengan Kyai Mojo (kyai dari Mojo).
Dengan resminya nama pondok pesantren Kyai Mojo pada tahun 1999 tersebut mulailah semua santri, masyarakat dan para pendatang mengenal dan melekatkan nama Kyai Mojo sebagai nama pondok pesantren asuhan KH. Drs. Imron Djamil

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Labels