Kamis, 06 Maret 2014

ARKANUL JAMIAH

Posted by iqbal ali wafa On 19.33 | 1 comment

TARBIYAH ULUL ALBAB
UIN MALANG

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Al-Qur’an bagi umat Islam adalah  petunjuk  segala kehidupan, tak terkecuali dalam mengembangkan organisasi pendidikan yang melibatkan orang banyak. Membangun  kampus sama artinya dengan membangun orang, baik dari sisi karakter, perilaku,  keilmuan maupun  ketrampilan. Mengatur orang banyak  dengan berbagai sifatnya harus menggunakan pendekatan kemanusiaan. Sebab, manusia selain memiliki potensi maslahah, sekaligus juga menyandang potensi sifat-sifat mafsadah. Kedua sifat yang berlawanan itu tidak akan dapat dihilangkan, oleh karena itu harus disalurkan pada hal yang menguntungkan.
Dalam makalah ini, kami akan menbahas tentang unsur-unsur yang wajib terkandung dalam Universitas Islam Negeri Maliki Malang untuk pembangunan kampus islami.


B.    Rumusan  Masalah

Beberapa masalah yang kami rumuskan dalam makalah ini diantaranya adalah:
1.    Apa pengertian dari Arkanul Jami’ah?
2.    Budaya akademik apa yang saat ini tengah dikembangkan?
3.    Bagaimana cara memanajemen pengembangan Arkanul Jami’ah?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Arkanul Jami’ah

Arkanul Jami’ah adalah rukun universitas yang berisi 9 unsur-unsur universitas yaitu (1) Sumber Daya Manusia yang Handal, (2) Masjid, (3) Ma’had, (4) Perpustakaan, (5) Laboratorium, (6) Ruang Belajar atau Kuliah, (7) Perkantoran sebagai Pusat Pelayanan, (8) Pusat Pengembangan Seni dan Olah Raga dan (9) Sumber Pendanaan yang Luas dan Kuat.
Sembilan unsur fasilitas kampus tersebut penyebutannya harus urut seperti itu, dan tidak boleh ditukar tempatnya. Karena ke Sembilan unsur tersebut peletakannya telah disesuaikan dengan tingkat kepentingannya. Misalnya unsur pertama, yakni sumber daya manusia yang handal harus diletakkan pada nomor urut pertama, masjid harus diletakkan pada nomor urut kedua, ma’had harus diletakkan pada nomor urut ketiga dan seterusnya. Peletakan nomor urut tersebut sekaligus untuk menggambarkan tingkat kepentingannya.
1.    Sumber Daya Manusia yang Handal
Sumber daya manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi seperti yang terwujud dalam bentuk perguruan tinggi. Manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi atau organisasi.tidak heran jika untuk sekarang untuk SDM yang handal digunakan terminologi human capital semakin sering terdengar. Peran strategis SDM dalam organisasi seperti perguruan tinggi dapat dielaborasi dari segi teori sumber daya, yaitu mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal untuk menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal utama.
2.    Masjid
Masjid merupakan bangunan tempat sholat orang islam kata “masjid” diambil dari akar kata sajada-sujud, yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan takdzim. Dengan demikian, masjid menjadi pangkal tempat muslim bertolak, sekaligus pelabuhan tempatnya bersauh. Keberadaan masjid di UIN Maliki Malang adalah upaya untuk menciptakan masyarakat kampus agar tetap berpegang teguh kepada nilai, norma, dan jiwa agama. Kampus adalah tempat kegiatan pendidikan dilaksanakan dan masjid adalah sentral yang menjiwai.
3.    Ma’had
Pesantren (ma’had) merupakan lembaga pendidikan islam tertua dan strategis untuk mewujudkan generasi muslim yang siap menjalankan kehidupan dengan selalu berpedoman teguh pada syariat Tuhan yang maha esa. Tiga fungsi utama pesantren yaitu fungsi taklim (pengajaran ilmu pengetahuan yang dibutuhkan santri), fungsi tarbiyah (yaitu mendidik santri, agar mereka terarah dan terbimbing), dan fungsi Lembaga Dakwah Islam yang melayani masyarakat. Fungsi pengajaran yang dilakukan adalah penyampaian ilmu agama. Keberhasilan pelaksanaan fungsi ini sangat ditentukan oleh keharmonisan hubungan antara kyai, santri, dan materi-materi itu sendiri. Di UIN Maliki Malang, keberadaan pesantren yang diberi nama Ma’had Sunan Ampel Al-Aly selain menjalankan fungsi yang sebagaimana disebutkan, juga sebagai wahana pembinaan santri dalam bidang pengembangan ilmu keagamaan dan kebahasaan serta peningkatan dan pelestarian tradisi spiritualitas agama.
4.    Perpustakaan
Kata “perpustakaan” menurut kamus “The Oxford English Dictionary” berarti sebagai tempat buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan. Perpustakaan di UIN Maliki Malang merupakan unit kerja dan sebagai perangkat mutlak (complement) dari universitas dengan tujuan menyediakan koleksi pustaka untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.
5.    Laboratorium
Laboratorium merupakan suatu wadah yaitu tempat, gedung ruang dengan segala macam perangkat keras yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah. Tujuan yang hendak dicapai laboratorium adalah: memperbanyak dan meningkatkan khasanah ilmu pengetahuan di semua bidang, mempersiapkan dan mengembangkan pengetahuan metode dan teknik mengajar sebagai sarana penunjang jurusan, mempersiapkan dan mengembangkan pengetahuan metode teknik dan media pembelajaran untuk melayani kepentingan masyarakat. Di UIN Malang, kegiatan laboratorium di laksanakan untuk menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
6.    Ruang Belajar atau Kuliah
Ruang kuliah merupakan tempat berlangsungnya temat belajar mengajar berupa kelas, tempat mahasiswa, dosen, dan asisten dosen, melakukan belajar mengajar.  Di UIN Maulana Malik Ibrahim, bentuk tata letak ruangan di atur agar mengurangi tingkat kelelahan mata dalam proses penerimaan materi. Ruang juga didesain agar supaya ruangan kuliah terlihat tidak membosankan, tempat duduk di buat dari bahan yang senyaman mungkin, dan waktu yang di sediakan untuk pengajaran setiap kuliah maksimal 1,5 jam agar penerimaan materi dapat berlangsung secara efektif.
7.    Perkantoran sebagai Pusat Pelayanan
Kantor adalah setiap tempat yang biasanya dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tata usaha atau pekerjaan tulis-menulis. Di UIN Maliki Malang diterapkan tata ruang kantor terpisah yaitu susunan ruangan untuk bekerja terbagi-bagi dalam beberapa satuan yang dibagi-bagi karena keadaan gedung yang terdiri atas kamar-kamar. Pada saat ini fungsi manajemen perkantoran yang dikembangkan di UIN Maliki Malang tidak hanya berkaitan dengan “pekerjaan-pekerjaan kertas” (paper works) dan ketatausahaan (clecical works), namun terutama berkaitan dengan informasi yang harus dikelola secara sistematik agar berguna sebagai bahan dalam pembuatan keputusan.

8.    Pusat Pengembangan Seni dan Olah Raga
Berbicara tentang seni, berarti berbicara juga tentang keindahan (estetika). Estetika seni dalam Islam merupakan bentuk estetika yang mesti berpegang teguh pada koridor syariat Islam. Dalam konteks tersebut, UIN Maliki Malang bermaksud menempatkan estetika seni sebagai ruang alternatif dalam syiar Islam. Sedangkan syiar Islam adalah upaya mengingatkan manusia akan kebenaran.
Adapun dasar pengembangan pusat olah raga di kampus adalah kenyataan bahwa olah raga merupakan aktifitas yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan keseharian manusia. Selain itu, dalam dunia olah raga juga terkandung unsure-unsur lain yang tidak boleh dianggap kecil, yaitu sebagai wahana bagi prestasi dan pendidikan sportivitas.
9.    Sumber Pendanaan
Pendanaan pendidikan di UIN Maliki Malang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sumber pendanaan pendidikan di UIN Maliki Malang ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan berkelanjutan.

B.    Budaya Akademik yang Dikembangkan

Budaya sebuah komunitas, tak terkecuali komunitas pendidikan, dapat di- lihat dari dimensi lahir maupun batinnya. Budaya lahiriah meliputi hasil karya atau penampilan yang tampak atau dapat dilihat, misalnya penampilan fisik seperti gedung, penataan lingkungan sekolah, sarana pendidikan dan sejenisnya. Sedangkan yang bersifat batiniah adalah hasil karya yang tidak tampak, tetapi dapat dirasakan. Hal itu misalnya menyangkut pola hubungan antarsesama, cara menghargai prestasi seseorang, sifat-sifat pribadi yang dimiliki baik kekurangan maupun kelebihannya, dan sebagainya. Dilihat dari perspektif organisasi, budaya juga berfungsi sebagai instrument penggerak dinamika masyarakat.
Tingkat perkembangan budaya sebuah komunitas masyarakat, dapat dilihat dari sisi yang bersifat lahiriah maupun batiniah. Lembaga pendidikan disebut berbudaya tinggi, dari sisi lahiriahnya, ketika ia berhasil membangun penampilan wajahnya sesuai dengan tuntutan zaman. Misalnya, lembaga pendidikan itu: memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, berhasil membangun gedung sebagai sarana pendidikan yang mencukupi baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya, mampu menyediakan prasarana pendidikan yang memadai, menciptakan lingkungan bersih, rapi dan indah, memiliki jaringan atau network yang luas dan kuat, dan sebagainya. Sedangkan tingkat budaya batiniah dapat dilihat melalui cita-cita, pandangan tentang dunia kehidupan: menyangkut diri, keluarga dan orang lain atau sesama, apresiasi terhadap kehidupan spiritual dan seni, kemampuan mengembangkan ilmu dan hikmah.
Suasana yang dinamis, penuh kekeluargaan, kerjasama serta saling menghargai senatiasa menjadi sumber inspirasi dan kekuatan penggerak menuju kearah kemajuan, baik dari sisi spiritual, intelektual dan professional. Sebaliknya, komunitas yang diwarnai oleh suasana kehidupan yang saling tidak percaya, su’al-zhann, tidak saling menghargai diantara sesama, kufur, akan memperlemah semangat kerja dan melahirkan suasana stagnan. Tarbiyah ulul albab dalam menggapai tujuan pendidikan secara maksimal, mengembangkan budaya lahiriah dan batiniah secara padu, simultan dan maksimal sesuai dengan potensi dan kekuatan yang ada.




C.    Manajemen Pengembangan Arkanul Jami’ah

Manajemen pengembangan kampus lebih diarahkan pada upaya menumbuh-kembangkan kampus  agar tahap demi tahap mengalami kemajuan. Dalam al-Qur’an terdapat petunjuk bagaimana mengembangkan komunitas manusia. Beberapa ayat  yang dikenal sebagai awal turunnya  al-Qur’an, yakni awal surat al-`Alaq dan awal surat al-Muddatstsir, memberikan inspirasi bagaimana sebuah gerakan membangun masyarakat seharusnya dilakukan. Surat al-`Alaq diawali dengan kata qirâ’ah atau iqra’, yaitu perintah membaca. Kemudian pada ayat pertama surat al Muddatstsir, yang selama ini dikenal sebagai  ayat-ayat  yang turun setelahnya, berisi seruan pada kaum berselimut (muddatstsir), mereka diperintah untuk qiyâm atau bangkit.
Seharusnya pengembangan lembaga pendidikan tinggi Islam mengacu pada  petunjuk ayat-ayat al-Qur’an ini. Pertama dimulai dari membaca (qirâ’ah) kondisi internal maupun eksternal kampus, meliputi: potensi, tantangan, maupun peluangnya. Pemahaman terhadap hal itu semua melahirkan kesadaran. Muddatsir adalah gambaran orang yang lagi pasif (berselimut), maka hal itu merupakan  sebuah seruan untuk melahirkan kesadaran  agar berlanjut terjadi  qiyâm atau kebangkitan. Kesadaran akan menjadi sebuah kekuatan pendorong  terjadinya kebangkitan. Perguruan tinggi Islam harus bangkit. Mereka seharusnya bertekad tak mau diungguli oleh perguruan tinggi manapun dan di manapun. Munculnya semangat itulah yang disebut  telah lahirnya kebangkitan.
UIN Malang sebagai perguruan tinggi yang ingin menjadikan Islam sebagai pegangan dan pedoman hidup harus menjauhkan diri dari hal apa saja yang bersifat merugikan diri maupun pihak lain (kemungkaran dan bersikap subjektif). UIN Malang harus dikembangkan dalam konteks berjuang (jihâd)  mengagungkan asma Allah. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran, kesungguhan, kebersamaan dan  pengorbanan. Itu semua dilakukan  sebagai bentuk kesungguhan dalam mendekatkan diri serta menggapai ridha Allah swt.
Selain ber-iqra’ (membaca) secara terus menerus untuk melahirkan inspirasi dan kekuatan penggerak seluruh komponen yang ada, dibutuhkan pula rumusan  visi, misi, core of value dan  core of belief secara jelas. Rumusan ini penting artinya untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar menyusun strategi pengembangan yang di dalamnya termasuk susunan skala perioritasnya.
Selain itu, UIN Malang  telah berhasil  menyusun strategi pengembangan sehingga melahirkan konsep yang disebut dengan Rukun al- Jâmi`ah (Arkanul Jami’ah) yang terdiri atas sembilan macam komponen. Semua usaha-usaha  itu dimaksudkan sebagai upaya mendekatkan diri  dan ridha  Allah swt.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Arkanul Jami’ah adalah rukun universitas yang berisi 9 unsur-unsur universitas yaitu (1) Sumber Daya Manusia yang Handal, (2) Masjid, (3) Ma’had, (4) Perpustakaan, (5) Laboratorium, (6) Ruang Belajar atau Kuliah, (7) Perkantoran sebagai Pusat Pelayanan, (8) Pusat Pengembangan Seni dan Olah Raga dan (9) Sumber Pendanaan yang Luas dan Kuat.
Tingkat perkembangan budaya sebuah komunitas masyarakat, dapat dilihat dari sisi yang bersifat lahiriah maupun batiniah. Tarbiyah ulul albab dalam menggapai tujuan pendidikan secara maksimal, mengembangkan budaya lahiriah dan batiniah secara padu, simultan dan maksimal sesuai dengan potensi dan kekuatan yang ada.
UIN Malang sebagai perguruan tinggi yang ingin menjadikan Islam sebagai pegangan dan pedoman hidup harus menjauhkan diri dari hal apa saja yang bersifat merugikan diri maupun pihak lain (kemungkaran dan bersikap subjektif). UIN Malang harus dikembangkan dalam konteks berjuang (jihâd)  mengagungkan asma Allah. Oleh karena itu, diperlukan kesabaran, kesungguhan, kebersamaan dan  pengorbanan. Itu semua dilakukan  sebagai bentuk kesungguhan dalam mendekatkan diri serta menggapai ridha Allah swt.

B.    Saran



DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. Tarbiyah Ulul Albab: Melacak Tradisi Membentuk Pribadi. 2012. Malang: UIN Malang Press.

Suprayogo, Imam. 2009. Arkanul Jami’ah. Online.  <www.uin-malang.ac.id>
diakses 11 September 2013.
Uqifumi. 2009. Pendekatan dan Budaya Akademik Ulul Albab. Online. <uqifumi.wordpress.com> diakses 13 September 2013.

1 komentar:

Unordered List

Labels