Kamis, 29 Mei 2014

TEORI EVOLUSI DARWINISME DAN HARUN YAHYA

Posted by iqbal ali wafa On 04.49 | No comments
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Dalam penciptaan manusia, seringkali para ilmuwan menghadapi beberapa masalah. Permasalahan yang pertama bagaimana asal usul manusia. Dari mana manusia diciptakan, dan banyak permasalahan yang akan dihadapi para ilmuwan. Ilmuwan terdahulu akan berbeda pendapat dengan ilmuwan yang sekarang. Dengan berjalanya waktu dan berkembangnya pemikiran, maka hasil dari pendapat-pendapat yang terdahulu dan sekarang akan sangat berbeda. Bahkan pendapat yang terdahulu akan berlawanan dengan pendapat para ilmuwan yang sekarang.
Para ilmuwan. Terutama yang menganut materialisme mengira bahwa teori ini adalah fakta yang sudah terbukti secara ilmiyah. Dengan sangat mendukungnya dan juga dengan sengitnya mereka menolak gagasan uyang bertentangan denganya.
Kelompok kedua terdiri atas orang-orang yang tidak punya cukup keterangan tentang berbagai pernyataan teori evolusi. Mereka tak begitu tertarik kepadanya, karena tidak menyadari kerusakan yang telah dibawa Darwinisme kepada kemanusiaan dalam satu setengah abad terakhir ini. Bagi mereka tidak menjadi masalah bahwa teori ini dicekokkan kepada masyarakat serta dipertahankan mati-matian, sekalipun secara ilmiah teori ini sudah tidak absah, sebab mereka telah menutup mata terhadap apa yang sedang berlangsung.
Seandaimnya para ilmuwan atau orang orang yang menganggap teori tersebut telah kehilangan semua nilai kebenaran ilmiahnya, mereka tidak bisa bersungguh menghadapi orang yang masih memandangnya penting, karena mereka sendiri tidak menganggapnya penting. Mereka pikir tidak perlu menerangkan ketidak-absahan teori tersebut, menerbitkan buku, atau menggelar ceramah-ceramah tentang perihal ini, sebab di mata mereka teori itu sudah jadi barang kuno atau usang.
Kelompok ketiga adalah para ilmuwan dan mereka, yang di bawah pengaruh saran dan propaganda materialis, memandang teori ini sebagai fakta ilmiah dan mencari "jalan tengah" antara teori evolusi dan iman kepada Allah. Mereka menerima segenap uraian Darwinisme tentang asal-muasal kehidupan, namun mencoba membangun jembatan yang menghubungkan teori evolusi dengan kepercayaan agama, yaitu dengan berpendapat bahwa peristiwa dalam uraian tersebut berlangsung dalam kendali Allah.
Sesungguhnya, semua pandangan itu keliru, sebab teori evolusi tidak dapat disajikan secara nalar sebagai sebuah fakta ilmiah, diabaikan seakan sepele, maupun disesuaikan dengan agama. entah dimana para ilmuwan akan menentukan kebenaran yang sah.
Namun sebagai umat islam, akan menemui bebrapa titik terang. Karena agama samawi yakni agama islam telah membenarkan bahwa allah menciptakan semua yang ada di bumi ini. Namun tetap saja umat islam membela teori yang salah dan telah terevisi dan terbkti ketidak validan.
Ada beberapa pokok masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yang diambil dari permasalahan diatas dan akan dirumuskan dalam bab berikutnya.

B.    Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini akan dikelompokkan dengan bab.
a.    Bab i membahas mengenai pendahuluan mengenai permasalahan yang ada
b.    Bab ii membahas bagaimana asal usul manusia menurut teori darwin dan menurut harun yahya
c.    Bab iii membahas mengenai asal usul manusia dikaji melalui revew dari al-qur an
d.    Bab iv membahas pendapat penulis mengenai asal usul manusia
e.    Bab v penutup

BAB II
TEORI EVOLUSI
A.    TEORI EVOLUSI MENURUT DARWIN
Menempati suatu sistem yang rumit. Atsmosfir dan permukaan bumi memngkinkan terjadinya kehidupan.  Air yang menutupi  sebagian permukaan bumi merupakan satu unsur utama kehidupan. Kisaran suhu, ciri-ciri orbit dan putaran orbit semua menunjukkan planet ini didesain untuk kehidupan. Planet bumi memiliki kehidupan yang sangat komplek dan beraneka raam.
Jutaan spesies dan tumbuhan yang berbeda hidup di bumi dengan sangat harmonis. Keharmonisan ini sangat sempurna. Sehinhgga kehidupan terus berlanjut tanpa terusik kecuali oleh campur tangan sengaja manusia. Tapi  bagaimanakah sistem dan kehidupan ini berawal. Dengan mengamati seksama makhluk hidup di bumi akan nampak desain atau gambaran yang nyata. Setiap makhluk hidup dilenggkapi dengan sistem yang sangat kompleks yang  memungkinkanya memainkanya peran yang  seluruhan  sistem sebaik mungkin karena kehidupan ini terancam terdesain dan tertata maka sudah pasti semua makhluk memiliki pencipta dan pencipta ini telah memperkenalkan diri pada manusia sejak  kehidupan ini bermula. Dialah Allah yang mencipakan  langit dan bumi dari ketiadaan dan  yang menciptakan segala sesuatu didalamnya.
Teori Darwinisme adalah teori yg mengatakan keanekaragaman makhluk hidup terjadi oleh adanya seleksi alam yang sering disebut dengan teori evolusi . Sedangkan evolusi sendiri adalah  pekembangan dan pertumbuhan yang berangsur, angsur dan perlahan yang   dikemukakanpada abad 19 menolak fakta penciptaan ini. Teori ini menyatakan bahwa spesies dibumi ini bukan diciptakan oleh allah. Tapi muncul akibat ada karena proses yang dikendalikan oleh periastiwa betulan.Charles Darwin adalah pencetus teori ini Dalam bukunya The Origin Of Species 1859. Buku tersebut laris keras karena ideologis buku tersebut. Buku tersebut mendukukung gagasan materialisme yang menolak fakta adanya tuhan. Pendapat lain mengungkapkan bahwa Evolusi adalah sebagian dari paham kebendaan (materialisme), dan, menurut materialisme, alam semesta tidak berawal atau berakhir, sehingga tidak memerlukan Sang PenciptaBumi
Dalam buku as opposed to introductory biology yang ditulis oleh Douglas J. Futuyma, ia berpendapat :

        A few words need to be said about the "theory of evolution," which most people take to mean the proposition that organisms have evolved from common ancestors. In everyday speech, "theory" often means a hypothesis or even a mere speculation. But in science, "theory" means "a statement of what are held to be the general laws, principles, or causes of something known or observed." as the Oxford English Dictionary defines it. The theory of evolution is a body of interconnected statements about natural selection and the other processes that are thought to cause evolution, just as the atomic theory of chemistry and the Newtonian theory of mechanics are bodies of statements that describe causes of chemical and physical phenomena. In contrast, the statement that organisms have descended with modifications from common ancestors--the historical reality of evolution--is not a theory. It is a fact, as fully as the fact of the earth's revolution about the sun. Like the heliocentric solar system, evolution began as a hypothesis, and achieved "facthood" as the evidence in its favor became so strong that no knowledgeable and unbiased person could deny its reality. No biologist today would think of submitting a paper entitled "New evidence for evolution;" it simply has not been an issue for a century.

Jika diterjemahkan kedalam bahasa indonesia, Beberapa kata mengenai  "teori evolusi", yang kebanyakan orang berangapan bahwa organisme berevolusi dari nenek moyang yang sama. Dalam percakapan sehari-hari, " teori " sering diartikan sebagai hipotesis atau spekulasi belaka . Tapi dalam ilmu pengetahuan," teori " berarti " sebuah pernyataan dari apa yang dianggap hukum umum, prinsip-prinsip , atau penyebab sesuatu yang diketahui atau diamati . "
Dari kamus “Oxford English Dictionary” mendefinisikan itu. Teori evolusi adalah tubuh pernyataan yang saling berhubungan tentang seleksi alam dan proses-proses lain yang diduga menyebabkan evolusi , seperti teori atom kimia dan teori mekanika Newton adalah tubuh dari pernyataan yang menjelaskan penyebab fenomena kimia dan fisik. Sebaliknya, pernyataan bahwa organisme telah diturunkan dengan modifikasi dari nenek moyang yang sama - realitas sejarah evolusi - adalah bukan teori. Ini adalah sebuah fakta, semaksimal fakta revolusi bumi terhadap matahari. Seperti tata surya heliosentris, evolusi dimulai sebagai hipotesis dan mencapai “facthood" sebagai bukti yang mendukung begitu kuat sehingga tidak ada orang yang berpengetahuan dan tidak bisa menyangkal dengan realitas. Tidak ada ahli biologi saat ini akan berpikir mengirimkan sebuah makalah berjudul  "Bukti baru evolusi  " itu hanya belum menjadi masalah selama satu abad
Pendiri materialisme Dialektika Karl Mark mempersembahkan bukunya untuk darwin. Teori darwin menyatakan bahwa semua teori berasal dari nenek moyang yang sama. melalui perubahan komulatif sedikit demi sedikit dalam waktu laama. Darwin belum mampu membenarkan klaimnya bahkan ia menyadari bahawa banyak fakta penting yang dapat menggugurkanya.
Menurtut teori spontan generation yang berkembang pada saat itu, sesuatu makhlik hidup dapat muncul dari benda tak hidup. Pada saat itu katak akan muncul pada sendirinya dari lumpur dan serangga muncul dari sisa makanan. Dan beberapa percobaan dilakukan untuk membuktikan untuk membuktikan teori ini. Belatung yang muncul dari dagng pun dianggap sebagai makhluk hidup berasal dari benda mati.
Namun berjalanya waktu, belatung tidak bsa muncul dengan sendirinya, melainkan berasal dari larva microskopik yang dibawa oleh lalat yang diletakkan pada daging.
Lima tahun setelah penerbitan buku the one species, muncul kesimpulan yang sangat penting. Mampukah materi melakukan pembentukan microba sendiri.namun jawabanya tidak. sampai saat ini belum diketahui. Seseorang yang dapat membuktikan bahwa makhluk mikroskopik terbentuk tanpa induk yang menyerupai mereka.
Sampai pada abad 20, pembuktian teori evolusi berakhir gagal. Namun pertanyaan mengenai asal usul kehidupan belum terpecahkan. Kesulitan yang dialami untuk membuktikan teori evolusi adalah kecilnya sistem aingan yang pada saat itu belum terlihat jelas karena masih menggunakan mikroskop sederhana dan begitu kompleksnya sistem tersebut yang dihailkan dari kebetulan belaka.

B.    Asal usul menurut harun yahya
Ketika mengamati makhluk hidup apapun di alam, akan didapati betapa agungnya penguasaan sang pencipta. Masing masing makhluk hidup dan spesies yang hidup di dalam bumi adalah karya seni. Layaknya sebuah seni, maka seni tersebut akan mengenalkan pembuat seni tersebut, yakni Allah tuhan langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di keduanya.
Jika kita mengambil conto sederhana,   sebuah molekul protein telah terbentuk pada kondisi atmosfir primitif, harus diingat bahwa hukum-hukum probabilitas, biologi dan kimia telah menunjukkan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Namun jika kita terpaksa menerima bahwa hal tersebut memang terjadi, maka tidak ada pilihan lain kecuali mengakui bahwa keberadaannya karena kehendak Sang Pencipta.
Logika serupa berlaku juga pada seluruh hipotesis yang diusulkan oleh evolusionis. Misalnya, tidak ada bukti paleontologis maupun secara pembenaran fisika, kimia, biologi atau logika yang membuktikan bahwa ikan beralih dari air ke darat dan menjadi hewan darat. Akan tetapi, jika seseorang membuat pernyataan bahwa ikan merangkak ke darat dan berubah menjadi reptil, maka dia pun harus menerima keberadaan Pencipta yang mampu membuat apa pun yang dikehendaki-Nya dengan hanya mengatakan "jadilah". Penjelasan lain untuk keajaiban semacam itu berarti penyangkalan diri dan pelanggaran atas prinsip-prinsip akal sehat.
Kenyataannya telah jelas dan terbukti. Seluruh kehidupan merupakan karya agung yang dirancang sempurna. Ini selanjutnya memberikan bukti lengkap bagi keberadaan Pencipta, Pemilik kekuatan, pengetahuan, dan kecerdasan yang tak terhingga.
Berbagai contoh penciptaan yang sangat rumit, jika secara ilmiyah sult dibuktikan maka ada pencipta dibalik semua kejadian asal usul penciptaan makhluk hidup.
Berbagai contoh yang sangat rumit dan sulit dibuktikan secara ilmiah sangat banyak diantara kita. Namun dalam perkembangan ilmu, satu persatu permasalahan ilmiyah yang dikaitkan dengan al-quran mulai berkembang. Secra tidak langsung, peristiwa ilmiah akan menguatkan iman para muslimin dengan al quran.
Sebagai contoh , Lebah menghasilkan madu lebih banyak daripada yang dibutuhkannya dan menyimpannya di sarang. Semua orang sangat mengenal struktur heksagonal sarang lebah. Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa sarang lebah berbentuk heksagonal, bukan oktagonal atau pentagonal?
Para ahli matematika yang mencari jawaban pertanyaan itu mencapai kesimpulan menarik: "Heksagon adalah bentuk geometri paling tepat untuk penggunaan maksimum suatu ruang."
Sel berbentuk heksagonal membutuhkan jumlah lilin minimum, tetapi mampu menyimpan madu dalam jumlah maksimum. Jadi, lebah menggunakan struktur sarang yang paling tepat.
Metode yang digunakan untuk membangunnya pun sangat menakjubkan: lebah-lebah memulainya dari dua atau tiga tempat berbeda dan menjalin sarang-nya secara serentak dengan dua atau tiga deretan. Meskipun memulai dari tempat yang berbeda-beda, lebah yang jumlahnya banyak ini membuat heksagon-heksagon identik, kemudian menjalinnya jadi satu dan bertemu di tengah-tengah. Titik-titik sambungnya dipasang dengan begitu terampil sehingga tidak ada tanda-tanda telah digabungkan.
Melihat kinerja luar biasa ini, kita harus benar-benar mengakui kehendak agung yang mengatur makhluk-makhluk ini. Tetapi evolusionis menjelaskan prestasi ini dengan konsep "insting" dan mencoba mengajukannya sebagai sifat sederhana pada lebah. Namun, jika ada insting yang ber-peran mengendalikan semua lebah dan kalaupun semua lebah bekerja dengan harmonis walau tanpa saling bertukar informasi, berarti ada suatu Kebijakan Agung yang meng-atur seluruh makhluk kecil ini.
Tegasnya, Allah, pencipta makhluk-makhluk kecil ini, "mengilhami" mereka dengan apa yang harus mereka kerjakan. Fakta ini dinyatakan dalam Al Quran 14 abad yang lalu:
"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (QS. An-Nahl, 16:68-69)
       

BAB III
ASAL USUL MANUSIA DALAM PRESPEKTIF AL-QURAN
Para ulama’ telah memberikan pengingkaran atas teori Darwin ini, karena menyelisihi nash-nash Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijma’ para salaf. Oleh karenanya, Syaikh bin Baaz dan ulama’ sejawatnya yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta’ memberikan jawaban terhadap pertanyaan seputar teori Darwin dengan menyatakan dengan tega.
“Pendapat ini tak benar!! Dalil yang membuktikan hal itu (yakni, kebatilan teori Darwin), Allah -Ta’ala- telah menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang periode penciptaan Adam seraya berfirman,
إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ ۖ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah.” (QS. Ali Imraan: 59)
Kemudian tanah ini dibasahi sehingga menjadi tanah liat yang melengket pada tangan. Allah -Ta’ala- berfirman,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
“Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.” (QS. Al-Mu’minun: 12)
Allah -Ta’ala- berfirman,
إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ طِينٍ لَازِبٍ
“Sesungguhnya kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.” (QS. Ash-Shaaffat: 11)
Kemudian menjadi lumpur hitam yang diberi bentuk. Allah -Ta’ala- berfirman,
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
“Dan sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS. Al-Hijr: 26)
Kemudian setelah menjadi kering, maka ia menjadi tanah kering seperti tembikar. Allah -Ta’ala- berfirman,
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ
“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar.” (QS. Ar-Rahman: 14)
Allah membentuknya sesuai bentuk yang dikehendaki oleh Allah, dan meniupkan ruh padanya dari ruh-ruh (ciptaan)-Nya. Allah -Ta’ala-’ berfirman,
فَإِذَا اسْتَوَيْتَ أَنْتَ وَمَنْ مَعَكَ عَلَى الْفُلْكِ فَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي نَجَّانَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ، وَقُلْ رَبِّ أَنْزِلْنِي مُنْزَلًا مُبَارَكًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Lalu apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS.Al-Hijr : 28-29)
Inilah periode-periode yang dilalui penciptaan Adam menurut Al-Qur’an. Adapun periode-periode yang dilalui oleh penciptaan anak-cucu Adam, maka Allah -Ta’ala- berfirman,
كَذَٰلِكَ نَسْلُكُهُ فِي قُلُوبِ الْمُجْرِمِينَ, لَا يُؤْمِنُونَ بِهِ ۖ وَقَدْ خَلَتْ سُنَّةُ الْأَوَّلِينَ, وَلَوْ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَابًا مِنَ السَّمَاءِ فَظَلُّوا فِيهِ يَعْرُجُونَ.
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS. Al-Mu’minun: 12-14)
Adapun istri Adam (yakni, Hawwa’), maka Allah -Ta’ala- pun menjelaskan bahwa Dia menciptakannya dari Adam seraya berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa’:1)
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa allah menciptakan manusia dengan beberapa tahapan. Dan keberadaan manusia didalam bumi juga terdapat beberapa tahapan. Penciptaan jagat ini pun juga bertahap. Tidak dapat ditempati langsung oleh manusia.
Menurut firman Allah SWT dalam beberapa ayatnya yang menjelaskan bahwa penciptaan langit dan bumu beserta isinya adalah 6 masa.
ؤ لقد خلقنا السمؤ ت ؤلارض ؤما بينهما في ستة ايامِ ِ  ؤما مسنا من لغؤبِِ

Dan sungguh, Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antar keduanya dalam enam masa, kan Kami tidak merasa letih sedikitpun. (QS. Qaf ayat 39)

Keenam masa dalam Al- Qur’an yang di sebutkan yakni dua masa pertama merupakan masa untuk menciptakan bumi sebagai hamparan dan fondasi, l alu dua masa berikutnya untuk menciptakan langit dan bintang- bintang, an masa terakhir untuk menciptakan beraneka ragam makhluk hidup yang menempati bumi. Taukah bahwa Adam dan Hawa adalah manusia yang pertama kali Allah ciptakan sebagai penghuni bumi.

ؤاذ قال ربك للملإءكة اني خالق بشرا من صلصال من حماءمسنؤنِ ِ فاءذا سؤيته ؤ نفخت فيه من
رؤخي فقعؤا له سجدينَ


“Dan ingatlah kepada Tuhanmu berfirman kepada malikat:Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang di beri bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah menuipkan kedalamnya ruh (ciptaan)- ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”.
 (QS. Al hijr (15) 28-29)


Tahapan kejadian manusia di bagi menjadi tiga, yakni proses kejadian manusia pertama yaitu Adam, proses yang ke dua yaitu Hawa, yang ketiga yaitu keturunan Adam dan Hawa.
Dalam Al- Quran proses kejadian manusia secara biologis dijelaskan secaara terperinci melalui firmannya:

ؤ لقد خلقنا الانسان من سللة من طينِِ ثم جعلنه نطفتة في قرار مكينِِ ثم خلقنا انطفة علقة فخلقنا العلقة مضغة فخلقنا المضغة عظما فكسؤنا العظم لحما ثم انشأ نه خلقا ا خرَ فتبا رك الله احسن الخا لقينََ

“Dan sesungguhnya Kami telah manciptakan manusia dari sari pati tanah. Kamudian Kami jadiakn saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal dagin itu Kami jadikan tulang balulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus denagn daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang berbentuk lain. Maka Maha Suci Alla, Pencipta Yang Paling Baik.”
 (QS. Al- Mukminuun (23): 12 - 14)
Dari ayat-ayat tersebut telah dijelaskan dengan terperinci. Dari proses penciptaan jagad sampai penciptaan manusia. Dan hakikat manusia. Wallahu`alam.


BAB IV
PENDAPAT PENULIS
Penulis berpendapat bahwa asal usul manusia yang dapat diterima oleh akal adalah menggunakan keyakinan manusia pada al-quran. Karena dalam kehidupan dibutuhkan keyakinan untu mengimbangi ilmu pengetahuan.
Jika manusia lebih menggunakan teori evolusi. Dimana teori evolusi lebih mata materialis, yang mementingkan suatu penciptaan berasal dari materi dan tidak meyakini adanya tuhan yang membuat makhluk hidup. maka kehidupan seperti ini tidak imbang dan akan muncul beberapa enyanggahan. Eleh sebab itu dalam menjalani kehidupan dibutuhkan suatu keyakinan yang membawahi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan disini adalah alat untuk dapat meyakini adanya Allah.
Penciptaan manusia dan awal kehidupan telah dijelaskan di bab sebelumnya.
ا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa’:1)
Didalam surat an-nisa ayat 1 telah jelas bahwa manusia diwajibkan untuk bertaqwa dan meyakini adanya penciptaan dari Allah SWT. Dan dari penciptaan makhluk tersebut allah menciptakan makhluk lain yang berbeda jenis. Tujuanya adalah berkembang biak. Nah sudah jelas., dari perkembangan melalui pasangan pasangan maka kehidupan manusia dan asal usul manusia dapat diketahui. Bahwa sangat mungkin suatu makhluk sama seperti makhluk yang sebelumynya.

BAB V
SIMPULAN
Sebuah simpulan dapat diambil, teori evolusi telah digugurkan banyaknya kekurangan teori tersebut, banyak  keraguan dan banyak teori yang menyangkal teori darwinisme. Penciptaan manusia sudah dijelaskan dengan jelas dalam al-quran. Sebagaimana yang terdapat pada bab iv. Selayaknya kaum muslim lebih menambah imanya kepada Allah SWT.

Daftar puetaka
Koentjoningrat.Sejarah Teori Antropologi. 1981. Salemba :Universitas Indonesia
Kaplan, David. Teori Budaya. 2002. :Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Coleman, Simon. Watson, Helen. Pengantar Antropologi. 2005. Bandung :Nuansa

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Labels