Kamis, 29 Mei 2014

GUNUNG BERAPI DAN PERADABAN MANUSIA

Posted by iqbal ali wafa On 05.05 | No comments
Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ilmu Alamiah Dasar

Dosen Pengampu
Bapak dr. Christyaji Indradmojo


 Oleh
Iqbal Ali Wafa        13410055
Setyani Alfinuha    13410056
Siti Nur Aini          13410057

Kelas : B

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Dari hasil proses alam tersebut, maka terbentuklah gunung berapi. Proses persebaran gunung berapi bermacam-macam. Banyak faktor yang mempengaruhi persebaran gunung berapi. Begitu pula dengan masyarakat yang ada di dalamnya. Peradaban masyarakat di daerah gunung berapi juga menarik untuk dikaji. Maka dari itu makalah ini akan menjelaskan tentang gunung berapi baik mulai terbentuknya hingga persebarannya. Selain itu, makalah ini juga akan membahas tentang peradaban, pengertian peradaban serta peradaban yang ada di daerah gunung berapi.

B.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana proses pembentukan gunung berapi?
2.    Bagaimana persebaran gunung berapi?
3.    Apa yang dimaksut dengan peradaban?

C.    Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui proses pembentukan gunung berapi.
2.    Untuk mengetahui persebaran gunung berapi.
3.    Untuk mengetahui pengertian peradaban.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Proses Pembentukan Gunung Berapi
Kerak bumi terdiri dari lempengan-lempengan, ada lempengan benua besar dan ada lempengan benua kecil. Diantara lempengan-lempengan itu terdapat retakan-retakan besar di kerak bumi. Lempengan-lempengan itu bergerak perlahan-lahan ke arah permukaan bumi. Di beberapa tempat lempengan-lempengan itu bergerak saling menjauh dan di beberapa tempat lainnya lempengan-lempengan tersebut bergerak saling mendekat dan bertabrakan. Lempengan-lempengan yang saling menjauh akan menyebabkan melebarnya dasar samudra, sedangkan lempengan-lempengan yang saling bertabrakan akan membentuk pegunungan.
Ketika lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia, lempengan tersebut longsor jatuh ke dalam bumi di bawah Indonesia. Suhu yang tinggi melelehkan pinggiran lempengan sehingga menghasilkan magma. Di banyak tempat, magma itu kemudian muncul ke permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api. Pada saat lempengan menurun melalui parit samudra maka lempengan benua tersebut mengeluarkan tekanan yang mengakibatkan di kawasan ini sering terjadi gempa. 
Teori Lempeng Tektonik (Tectonic Plate Theory)
Teori Lempeng Tektonik dikemukakan oleh Tozo Wilson. Berdasarkan Teori Lempeng Tektonik, kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan astenosfer yang berwujud cair kental. Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena adanya pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer dengan posisi berada di bawah lempeng tektonik kulit bumi. Teori lempeng tektonik muncul setelah Alfred Lothar Wagener, seorang ahli meteorologi dan geologi dari Jerman dalam buku  The Origin of Continents an Oceans (1915), mengemukakan  bahwa benua yang padat sebenarnya terapung dan bergerak di atas massa yang relatif lembek (continental drift). Selain itu, berdasarkan hasil pengamatannya beberapa bagian benua terdapat kesamaan bentuk pantai antara benua satu dengan lainnya. Ia juga mendapati kesamaan geologi dan kesamaan makhluk yang hidup di pantai seberang. Inti dari teori lempeng tektonik adalah kerak Bumi sebetulnya terdiri atas lempengan-lempengan besar yang seolah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih cair. Teori ini dibuktikan oleh pakar-pakar geologi dengan waktu hampir setengah abad dan diterima sejak tahun 1960-an. Hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, serta bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa benua-benua selalu bergeser. Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat  dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
a)    Konvergen
Konvergen yaitu gerakan saling bertumbukan antarlempeng  tektonik. Tumbukan antarlempeng tektonik dapat berupa tumbukan antara lempeng benua dan benua, atau antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra. Pada bidang batas pertemuan akan terjadi palung laut atau lipatan. Zona atau tempat terjadinya tumbukan antara lempeng tektonik benua dan benua disebut  zona konvergen. Contohnya tumbukan antara lempeng India dan lempeng benua Eurasia yang menghasilkan terbentuknya pegunungan lipatan muda Himalaya dan merupakan pegunungan tertinggi di dunia dengan puncak tertingginya, Mount Everest. Contoh lainnya, tumbukan lempeng Italia dengan Eropa yang menghasilkan terbentuknya jalur Pegunungan Alpen. Zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dan lempeng dasar samudra, disebut  zona subduksi  (subduction zone), contohnya, tumbukan antara lempeng benua Amerika dan lempeng dasar Samudra Pasifik yang menghasilkan terbentuknya Pegunungan Rocky dan Andes. Di wilayah ini umumnya rawan terhadap gempa bumi dan banyak ditemui gunung api.
b)    Divergen
Divergen  yaitu gerakan saling menjauh antarlempeng tektonik, contohnya gerakan saling menjauh antara lempeng Afrika dan Amerika bagian selatan. Zona berupa jalur tempat berpisahnya lempeng-lempeng  tektonik disebut zona divergen (zona sebar pisah). Lempeng bergerak saling menjauh ( berlawanan ). Pada batas pergerakan akan terbentuk kerak bumi yang baru karena naiknya materi dari lapisan mantel  ( magma ) ke permukaan bumi dan membeku sehingga membentuk punggung laut.
c)    Sesar Mendatar (Transform)
Transform yaitu gerakan saling bergesekan  (berlawanan arah) antarlempeng tektonik. Contohnya gesekan antara  lempeng Samudra Pasifik dan lempeng daratan Amerika Utara yang  mengakibatkan terbentuknya Sesar San Andreas yang membentang  sepanjang kurang lebih 1.200 km dari San Francisco di utara sampai  Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona berupa jalur tempat  bergesekan lempeng-lempeng tektonik disebut Zona Sesar Mendatar  (zona transform). Terjadi pergeseran dua lempeng dengan arah yang berlawanan. Pergersaran tidak menimbulkan penghilang atau pemunculan kerak bumi, tetapi akan terjadi patahan  (sesar). Gerakan ini akan menimbulkan terjadi gempa tektonik.

B.    Persebaran Gunung Berapi
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Dalam aktivitas gerak lempeng tektonik, pada tepian lempeng tersebut umumnya muncul aktivitas vulkanisme dan gempa bumi. Dari lempeng-lempeng yang bergerak adalah merupakan rangkaian gunung api atau juga terdapat titik-titik pusat gempa. Pola dan sebaran gunungapi serta gempa bumi tersebut tentunya tidak terlepas dari keterkaitannya dengan proses alam lainnya, yaitu akibat gerak mendatar lempeng-lempeng, baik secara tumbukan (konvergen), divergen, maupun berpapasan.
Saat ini gunung api yang aktif di dunia berjumlah 500 sampai 600 buah yang tersebar di tiga tempat utama, yaitu sebagai berikut:
a.    Di sekitar Samudera Pasifik (sekitar 62%) dengan rincian sekitar 45% tersebar dikepulauan Pasifik Bagian Barat dan 17% di daerah pinggiran Pasifik Utara dan Pasifik Selatan.
b.    Di Indonesia (14%). Terletak memanjang membentuk jalur pengunungan aktif sepanjang 7.000 - 7.500 km dan lebar 50 - 200 km, mulai dari Aceh di ujung barat hingga Halmahera di ujung timurnya.
c.    Sisanya tersebar di busur kepulauan dan pinggiran Amerika di Pasifik. Sekitar 3% terletak di Pasifik Tengah (Hawaii dan Samoa), 1% terdapat di pulau-pulau di Samudera Hindia, 13% di Atlantik (Azores, Cape Verde Island, Kanada, dan Medeira yang merupakan gunungapi bawah laut), dan 7% tersebar di Mediteran dan Asia Kecil Utara. Sekitar 4%-nya terletak di tengah benua dan dikenal sebagai African Rift System.
Gunung api tersebut sebagian besar terdapat di daratan, yaitu sekitar 83%, sedangkan sisanya tersebar sebagai gunungapi bawah laut atau dinamakan sub marine volcano. Penyebarannya mengikuti jalur-jalur memanjang, yang diduga ada kaitannya dengan rekahan-rekahan kulit bumi.
 Jalur I merupakan jalur gunung api yang mengikuti jalur pegunungan lipatan di sepanjang pinggiran Pasifik, terus menyambung melalui Pegunungan Andes, Amerika Tengah, Meksiko, Amerika Bagian Barat, dan Kanada, Alaska, Asia, Kamchatka, Jepang, Filipina, Indonesia Timur, Kepulauan Melanesia, dan Selandia Baru. Di sebelah barat, di sepanjang pinggiran benua Asia dan Afrika, deretan gunung apinya mengikuti rangkaian kepulauan dan sisanya membusur ke samudera. Batas antara rangkaian pulau-pulau tersebut dan Samudera Pasifik masing-masing mempunyai sifat dan keadaan geologi mulai dari sebelah timur pulau-pulau Bouier dan Mariana di utara Irian (Papua), melewati Kepulauan Solomon dan berakhir di Kepulauan Tonga dan Karnadek.
 Jalur II merupakan daerah gunung api yang tak sempurna mengikuti jalur pegunungan lipatan muda. Mulai laut tengah hingga ke Asia Kecil dan Kepulauan Indonesia. Jalur ini di bagian timur Asia dipotong oleh deretan pegunungan tinggi Asia. Gunung api bawah laut pada jalur ini ditemukan di beberapa tempat, antara lain di Laut Tengah, yaitu antara Sisilia dan Tunisia, di daerah Kepulauan Lipari dekat pesisir Arakan dan di Indonesia.
Aktivitas gunung api merupakan sebab utama adanya sebaran panas bumi, terutama hidrotermal. Batuan pemanas dari aktivitas vulkanisme akan berfungsi sebagai sumber pemanasan air. Panas yang ditimbulkan oleh pergerakan sesar aktif kadang-kadang berfungsi pula sebagai sumber panas. Seperti sumber-sumber mata air panas di daerah sekitar gunungapi di sepanjang jalur sesar aktif Palu - Koro, di Sulawesi.
Beberapa gunung berapi di Indonesia yang sangat berbahaya letusannya adalah Gunung Tambora di pulau sumbawa yang meletus tahun 1815, Gunung Krakatau yang meletus tahun 1883, gunung kelud yang meletus tahun 1919, gunung merapi yang meletus tahun 1930, Gunung Agung yang meletus tahun 1962/1963 dan gunung galunggung yang meletus tahun 1982.
Ada tiga sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia, yaitu:
a.       Sistem Sunda
b.      Sistem Busur Tepi Asia
c.       Sistem Sirkum Australia.
Pinggiran lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia, lempengan tersebut longsor jauh kedalam bumi. Suhu yang sangat tinggi telah melelehkan pinggiran lempeng sehingga menghasilkan magma. Kemudian magma ini muncul melalui retakan di permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api.
 Sedangkan kaitan lempeng tektonik dengan persebaran gunung berapi dan gempa bumi sebagai berikut.

Lempeng India-Australia sedang didorong ke bawah lempengan Eurasia. proses ini dinamakan penujaman. Tabrakan kedua lempeng tersebut membentuk pegunungan Himalaya, yakni busur gunung api di Indonesia, parit Sunda dan Jawa, serta tanah tinggi Nugini. Australia bagian utara telah didorong ke arah bawah sehinga membentuk teluk Carpentari dan Laut Timor serta Laut Arafuru.

Ketika pinggiran lempengan India-Australia bertabrakan dengan lempengan Eurasia, lempengan tersebut longsor jauh ke dalam bumi, di bawah Indonesia. suhu yang sangat tinggi melelehkan pinggiran lempengan sehingga menghasilkan magma. kemudian magma muncul melalui retakan di permukaan bumi dan membentuk gunung-gunung api. Busur gunung api di Indonesia terbentuk dengan cara seperti itu.
Di indonesia terdapat 400 gunung berapi, tapi yang masih aktif kira-kira 80 gunung saja. gunung-gunung tersebut di golongkan atas 3 barisan :
1. Sumatra-Jawa-Nusa Tenggara-sekitar Laut Banda
2. Halmahera dan Pulau-pulau disebelah baratnya
3. Sulawesi Utara-pulau Sangihe-Pulau Mindanao
Ada 3 sistem pokok persebaran pegunungan yang bertemu di Indonesia, yaitu:
1. Sistem Sunda
Sistem ini dimulai dari Arakan Yoma di Myanmar sampai ke kepulauan banda di Maluku dengan panjang kurang lebih 7000 km. terdiri dari 5 busur pegunungan :
a.    Busur arakan yoma berpusat di Shan Myanmar
b.    Busur Sumatra-Jawaberpusat di anambas
c.    Busur Kep. Nusa Tenggara
d.    Busur Banda berpusat di Banda
1.    Sistem Busur Tepi Asia
Sistem in dimulai dari Kamsyatku melalui Jepang, Filipina, Kalimantan, dan Sulawesi. Di Fillipina busur ini bercabang tiga yaitu:
a.    Cabang pertama dari Pulau Lauzon melalui Pulau Palawan ke Kalimantan Utara
b.    Cabang kedua dari Pulau Luzon melalui Pulau Samar ke Mindanau, dan Kepulauan Sulu ke Kalimantan Utara
c.    Cabang ketiga dari Pulau Samar ke Mindanau dan Pulau Sangihe ke Sulawesi
2.    Sistem Sirkum Australia
Sistem ini dimulai dari Selandia baru melalui Keledonia baru ke Irian Jaya (Papua) bagian utara dari sistem ini bercabang dua yakni :
a.    cabang pertama dari ekor pulau irian melalui bagian tengah sampai ke pegunungan charleslois di sebelah barat
b.    cabang kedua dari kepulauan bismarck melalui pegunungan tepi utara irian ampai ke kepala burung menuju halmahera.
Daerah Persebaran Rawan Gempa Bumi Di Indonesia
Indonesia merupakan daerah pertemuan rangkaian Sirkum Mediterania dan rangkaian sirkum Pasifik, dengan proses pembentukan pegunungan yang masih berlangsung. Oleh sebab itu di indonesia banyak terjadi gempa bumi. Pusat gempa di dalam bumi disebut hiposentrum di indonesia terdapat hiposentrum yang dalamnya lebih dari 500km, contohnya di bawah laut flores yang dalamnya kira-kira 720km. Pusat gempa pada permukaan bumi disebut episentrum. Kerusakan terbesar yang diakibatkan oleh gempa terdapat di daerah episentrum, di indonesia episentrum banyak terdapat di bawah permukaan air laut.

Pada peta gempa ada beberapa macam garis yang di kenal yaitu:
1.    Homosiesta : adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa pada waktu yang sama.
2.    Isosiesta : adalah garis yang menghbungkan tempat-tempat yang dilalui oleh gempa yang berintensitas yang sama.
3.    Pleistosiesta : adalah garis yang mengelilingi daerah yang mendapat kerusakan terhebat dalam gempa bumi. pleistoseista ini mengelilingi epsentrum, karena daerah sekitar episentrum mengalami kerusakan yang paling parah. isoseista yang pertama juga merupakan pleistoseista.
Proses perambatan gempa bumi melalui tiga macam getaran yaitu:
1.    Getaran longitudinal atau merapat-meregang
Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak malalui dalam bumi. kecepatan getaran ini besar sekali, yaitu 7-14 km/jam. getran ini datang paling awal dan disebut getaran primer, getaran ini belum menimbulkan kerusakan.
2.    Getaran transfersal atau naik turun
Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui bagian dalam bumi. kecepatan getaran ini antara 4-7 km/jam. getaran ini datang setelah getaran longitudinal dan merupakan getaran pendahuluan kedua dan disebut getaran sekunder,getaran ini belum menimbulkan kerusakan.
3.    Getaran gelombang panjang
Getaran ini berasal dari episentrum dan bergerak melalui permukaan bumi. kecepatan getaran ini antara 3,8-3,9 km/jam. getaran ini datang paling akir, tetapi merupakan getaran pokok,getaran ini yang menimbulkan kerusakan.
Gempa bumi ada yang mempunyai kekuatan besar dan ada yang berkekuatan kecil. dilihat dari intensitasnya ada dua macam gempa yaitu :
1.    makroseisme yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa alat
2.    mikroseisme yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dapat diketahui dengan menggunakan alat saja.
Menurut sebab terjadinya gempa ada tiga macam yaitu:
1.    Gempa runtuhan atau gempa guguran
terjadi karena gugurnya atu runtuhnya tanah. daerah yang terjadi gempa guguran adalah daerah tambang yang berbentuk terowongan, pegunungan kapur, atau lubang. umumnya gempa runtuhan terjadidalam skala kecildan terjadi dalam wilayah lokal.
2.    Gempa vulkanis
terjadi karena meletunya gunung api. jika gunung api akan meletus, timbullah tekanan gas dari dalam sumbat kawah. tekanan ini menyebabkan terjadinya getaran yang disebut gempa bumi. gempa ini hanya terdapat disekitar gunung api yang meletus. bahaya gempa bumi ini lebih besar dari pada gempa bumi runtuhan, namun lebih kecil dibandingkan dengan gempa tektonik.
3.    Gempa tektonis
terjadi karena gerak lempeng tektonik dan merupakan akibat dari gerak orogenetik. daerah yang seringkali mengalami gempa ini adalah daerah pegunungan lipatan muda, yaitu daerah rangkaian mediterania dan rangkaian sirkum pasifik. bahaya dari gempa ini dapat besar sekali karena lapisan bumi dapat mengalamilipatan, retakan, patahan atau bergeser. karena gempa ini selalu mengakibatkan pergeseran muka bumi, maka gempa ini disebut juga gempa dislokasi.

C.    Peradaban Manusia
Manusia dan peradaban merupakan dua hal yang tidak mungkin terpisahkan. Manusia melalui kemampuan cipta dan karya selalu melakukan karya-karya di segala bidang kehidupan. Istilah peradaban mempunyai arti yang erat kaitannya dengan manusia. Istilah peradaban seringkali merujuk pada suatu masyarakat yang kompleks.
Peradaban manusia bisa dilihat melalui praktik pertanian, hasil karya, permukiman, dan berbagai pandangan manusia mengenai ilmu pengetahuan, politik, dan kehidupan.
Peradaban merupakan terjemahan dari kata civilization yang berasal dari kata civil (warga kota) dan sivitas (kota; kedudukan warga kota). Biasanya, peradaban juga disamakan dengan budaya dan kebudayaan dalam beberapa literatur. Menurut Huntington, peradaban mewujudkan puncak-puncak dari kebudayaan. Manusia sebenarnya sudah mencapai puncak kebudayaan walaupun masih dalam taraf primitif.
Akan tetapi, tidak semua kebudayaan bisa mencapai tahap puncaknya. Kadang, kebudayaan manusia terhenti dengan apa yang disebut blind eyes atau jalan buntu. Frans Boas mengartikan peradaban sebagai keseluruhan bentuk reaksi manusia terhadap tantangan dalam menghadapi alam sekitar, individu ataupun kelompok.
Peradaban bisa meliputi segala aspek kehidupan manusia, seperti budaya materiil, relasi sosial, seni, agama, dan ditambah dengan sistem moral, gagasan, dan bahasa. Peradaban dan kebudayaan merupakan sesuatu yang berbeda. Menurut Bieren de hann, peradaban adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan tekhnik, sementara kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih murni, yang  berada di atas tujuan yang praktis hubungan masyarakat. Menurut Oswald Spengl, peradaban adalah kebudayaan yang sudah mati, sedangkan kebudayaan adalah wujud dari seluruh kehidupan adat, industrial filsafat, dan   sebagainya. Oswald membedakan antara kebudayaan dan peradaban. Menurutnya, dua hal tersebut merupakan dua gaya hidup yang berlawanan. Oswal berpendapat bahwa kebudayaan lebih dominan pada nilai-nilai spiritual yang menekan manusia pada perkembangan individu di bidang mental dan moral. Sementara itu, peradaban menurutnya, lebih mengarah kepada hal-hal bersifat material yang menekankan pada kesejahteraan fisik dan material.
Menurut Prof. Dr. Koentjoroningrat, peradaban adalah bagian dari kebudayaan yang halus dan indah. Sedangkan konsep peradaban tidak lain adalah perkembngan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi,  spiritual yang terlihat pada masyarakatnya.
        Kebudayaan merupakan kelanjutan yang bertahap kearah yang semakin kompleks. Di mana unsur-unsur kebudayaan terintegrasi menjadi satu system budaya dan memiliki keterkaitan antara ketujuh unsur kebudayaan universal yaitu system teknologi, peralatan, sistem mata pencarian, organism, sosial, religi, dan bahasa.
Adapun mata pencaharian masyarakat di daerah gunung antara lain:
1)    Berledang
Berladang ialah bentuk kegiatan pertanian dengan memanfaatkan lahan di sekitar hutan. Kegiatan berladang dulunya dilakukan secara berpindah-pindah. Penduduk membakar hutan untuk dijadikan lahan pertanian. Setelah panen, penduduk pindah ke tempat lain dan membakar hutan yang lain lagi untuk dijadikan lahan yang baru.
2)    Perkebunan
Perkebunan ialah usaha pembudidayaan tanaman pada lahan yang luas yang menghasilkan bahan untuk industri. Terdapat dua macam perkebunan: perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Jenis tanaman perkebunan ialah karet, kelapa sawit, teh, tembakau, cengkih, cokelat, tebu.

3)    Perikanan
Perikanan merupakan usaha pemeliharaan, pembudidayaan, dan penangkapan ikan. Perikanan dibedakan menjadi dua, yaitu perikanan darat dan perikanan laut. Perikanan darat terbagi dua, yaitu perikanan air tawar dan perikanan tambak yang terdapat di sepanjang pantai yang landai.
4)    Peternakan
Peternakan meliputi usaha pemeliharaan dan pembiakan hewan ternak. Menurut ukuran hewan ternaknya, peternakan dibagi tiga golongan. Peternakan unggas meliputi peternakan ayam kampung, ayam ras, itik, angsa, dan burung. Peternakan hewan kecil meliputi peternakan kambing, domba, babi, kelinci. Peternakah hewan besar meliputi peternakan sapi, kerbau, dan kuda.
5)    Kehutanan
Hutan sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Hutan dapat dijadikan sumber mata pencaharian. Dari hutan, kita dapat mengambil kayu, rotan, dan damar. Pengelolaan hutan yang menghasilkan kayu untuk industri dilakukan oleh pemerintah atau perusahaan swasta. Pengelolaan hutan yang salah dapat mendatangkan bencana bagi makhluk hidup di sekitarnya bahkan di dunia. Hal itu disebabkan hutan merupakan paru-paru dunia.
Sedangkan mata pencaharian di bidang nonpertanian meliputi pertambangan, perindustrian, perdagangan, pariwisata, dan jasa.
1)    Pertambangan
Termasuk dalam kegiatan pertambangan antara lain ialah penyelidikan, pengambilan, dan pengolahan barang tambang. Barang tambang terdapat di dalam bumi. Untuk mengetahui keberadaan suatu barang tambang, dilakukan kegiatan penelitian atau eksplorasi.
2)    Perindustrian
Perindustrian merupakan kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan menggunakan sarana dan peralatan. Industri dapat dibedakan menjadi (1) industri rumah tangga yang diusahakan oleh keluarga dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 5 orang, (2) industri kecil dengan jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang, (3) industri sedang dengan jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang, (4) industri besar dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Produk industri antara lain, mie, tahu, benang, tekstil, pakaian jadi, mebel, besi baja.
3)    Pariwisata
Indonesia memiliki potensi alam yang indah. Keindahan itu dapat menjadi sumber pendapatan penduduk setempat. Untuk dapat dijadikan sebagai objek wisata, daerah tujuan wisata tersebut harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Keberadaan suatu objek wisata dapat membuka kesempatan kerja bagi banyak sektor lain, misalnya usaha cinderamata, usaha jasa perhotelan, jasa transportasi.
4)    Jasa
Jasa merupakan aktivitas yang dapat dijual kepada orang lain. Misalnya, guru menjual jasa berupa mengajar anak didiknya. Polisi menjual jasanya menjaga keamanan. Ada berbagai jenis pekerjaan di bidang penjualan jasa. Beberapa di antaranya ialah bidang transportasi, pendidikan, kesehatan, hukum, komunikasi.
Penggunaan Lahan
Dalam usaha memenuhi kebutuhannya, manusia berusaha beradaptasi dan memanfaatkan lingkungannya. Manusia hidup di atas tanah. Dengan demikian, tanah sangat penting bagi manusia. Lahan adalah tanah garapan. Artinya, lahan adalah tanah yang memiliki nilai atau kegunaan. Penggunaan lahan antara satu tempat dan tempat lain berbada. Secara umum, dapat dibedakan penggunaan lahan di desa dan penggunaan lahan di kota.
a.    Penggunaan Lahan di Pedesaan
Penggunaan lahan di pedesaan bergantung pada kehidupan sosial dan ekonomi di desa tersebut. Penggunaan lahan untuk kehidupan sosial penduduk pedesaan dicerminkan oleh aktivitas pengelolaan lahan untuk menunjang:
(1) kehidupan beribadah: adanya bangunan tempat ibadah
(2) kehidupan berkeluarga: adanya rumah-rumah tempat tinggal dan halamannya
(3) kehidupan bersekolah: adanya bangunan-bangunan sekolah, dan
(4) kehidupan bersosialisasi: adanya lapangan tempat berkumpul dengan penduduk lainnya.
Kehidupan ekonomi penduduk pedesaan dicerminkan oleh aktivitas dalam menggunakan lahan untuk memenuhi kebutuhannya. Kehidupan ekonomi penduduk juga bergantung pada potensi alam yang dimiliki desa tersebut. Berdasarkan mata pencahariannya, desa dan penggunaan lahannya diklasifikasikan seperti berikut.
(1) Desa pertanian: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan pertanian, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan, peternakan, dan aktivitas perdagangan.
(2) Desa perkebunan: sebagian besar lahannya digunakan sebagai lahan perkebunan, sedangkan sebagian kecil lahannya digunakan untuk perikanan, peternakan, dan perdagangan.
(3) Desa nelayan: sebagain besar penduduknya menggunakan laut sebagai sumber mata pencahariannya. Adapun aktivitas penunjang di darat untuk pengolahan hasil tangkapan seperti tempat menjemur ikan, peternakan, dan perdagangan.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.    Proses Pembentukan Gunung Berapi
Menurut teori lempeng tektonik, gunung berapi terjadi karena pergerakan lempeng bumi. Berdasarkan arahnya, gerakan lempeng-lempeng tektonik dapat  dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu konvergen, divergen, dan sesar mendatar.
2.    Persebaran Gunung Berapi
Saat ini gunung api yang aktif di dunia berjumlah 500 sampai 600 buah yang tersebar di tiga tempat utama, yaitu di sekitar Samudera Pasifi, di Indonesia, dan sisanya tersebar di busur kepulauan dan pinggiran Amerika di Pasifik.
3.    Peradaban
Manusia dan peradaban merupakan dua hal yang tidak mungkin terpisahkan. Salah satu bagian dari peradaban yaitu bidang ekonomi. Adapun mata pencaharian masyarakat gunung antara lain berladang, perkebunan, perikanan, peternakan, perhutanan, pertambangan, perindustrasian, pariwisata, jasa, dan lain sebagainya.

B.    Saran
1.    Mahasiswa
Dengan mengungkap persebaran gunung berapi dan persebaran serta peradabannya diharapkan kepada mahasiswa untuk memahami tentang hal tersebut.
2.    Masyarakat
Masyarakat diharap mendapatkan informasi tentang persebaran gunung berapi dan persebarannya sehingga dapat mengembangkan potensi yang ada.


DAFTAR PUSTAKA

http://afriarengki.blogspot.com/2011/10/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html diakses tanggal 8/10/2013
http://cahya-save-our-earth.blogspot.com/ diakses tanggal 8/10/2013
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. 2006. Bandung:Remaja Rosdakarya
http://www.anneahira.com/manusia-dan-peradaban.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban








0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Labels