Mama, Papa, Jangan Otoriter
Dong!!!!!
Iqbal Ali Wafa
pola asuh orang
tua terhadap anaknya sering membuat anak tertekan. Terutama di zaman sekarang
ini. Memang pola asuh merupakan bentuk kasih sayang orang tua pada anaknya. Kasih
sayang tersebut ditunjukkan oleh orang tua dengan cara berbeda-beda. Adakalanya
orang tua memberikan pola asuh yang otoriter. Kalau orang jawa bilang “sak dek
sak nyek, gak oleh ngunu, tapi kudu ngene”. Jika diterjemahkan dalam bahasa
indonesia, perintah orang tua harus dituruti oleh anaknya. Walaupun anaknya
memberontak dengan cara bagaimanapun, perintah orang tua harus di kerjakan.
Pola asuh
tersebut rentan terhadap anak di masa remajanya nanti. Seiring berjalanya anak,
anak yang mendapatkan pola asuh yang otoriter akan mengalami penumpukan keinginan
yang luar biasa besar dalam memorinya. Keinginan tersebut akan muncul dengan
sendirinya, sehingga anak ingin meluapkan apapun yang disimpanya dalam memori,
pada akhirnya terjadi puncak klimaks dari emosi yang terpendam selama mendapatkan
pola asuh yang otoriter.
Hal yang
mungkin terjadi akibat pola asuh yang salah adalah dimasa depanya. Pola asuh
otoriter berdampak pada psikis anak tersebut, anak akan merasa kurang percaya
diri, kurang adanya teman, bermasalah pada masa remaja, konsep balas dendam pada
anak dan lain sebagainya.
Kesan dari pola
asuh anak secara otoriter terkadng menyeramkan, namun beberapa anak perlu
mendapatkan pola asuh otoriter. Karena beberapa hal, seperti halnya
dikhawatirkan terpengaruh lingkungan yang sangat buruk. Atau anak yang hiperaktife,
Di zaman
sekarang, anak memiliki keceertdasan yang sangat berbeda dengan anak masa lalu.
Banyak anak yang cerdas dimasa sekarang tinimbang masa lalu. Hal tersebut
dipengaruhi gizi yang cukup untuk menunjang kecerdasan anak. Jika anak yang memiliki
kecerdasan yang tinggi terus menerus mendapat banyak larangan, pasti anak
tersebut akan bertanya-tanya pada benaknya dan memiliki keingintahuan yang
berlebih. Jika keingintahuan tertumpuk tinggi, maka dapat terjadi beberapa
masalah yang telah diungkapkan sebelumnya.
Sebaiknya anak
diberi bekal pengetahuan yang cukup dan sepadan dengan usianya, namun tidak
dilarang. Melainkan diberi tanggung jawab yang cukup pada anak. Isi dari
tanggung jawab diantaranya kepercayaan yang ditanamkan pada anak dan
kepercayaan orang tua terhadap anak. Anak yang mendapat tanggug jawab akan
lebih berfikir kreatif dan lebih PEDE. Jika anak terlalu dibiarkan, anak juga
akan bertingkah laku yang tdak terkontrol. Resiko yang ditimbulkan akan lebih
berat tinimbang anak yang merasa tertekan akibat pola asuh otoriter.
0 komentar:
Posting Komentar