Senin, 09 Februari 2015

TES INTELEGENSI PERTEMUAN 1

Posted by iqbal ali wafa On 17.26 | No comments
Tuntutan dari masyarakat untuk mahasiswa psikologi adalah kemampuan untuk menasesmen seseorang. Banyak menganggap anak psikologi itu tukang ramal dan keilmuanya tidak ilmiah. Memang itu sudah ada anggapan di masyarakat. Bahkan yang paling parah adalah “orang psikologi sama dengan dukun.

Lulusan psikologi harus menguasai alat tes yang ada dalam psikologi. Itu digunakn untuk memberikan assesmen yang sesuai dengan psikologi. Selain itu alat tes psikologi wajib dikuasai karena hal itu adalah alat bagi para psikolog. Bayangkan jika seorang psikolog disuruh memberikan asesmen atau “ngetes uwong” lalu kenyataanya tidak bisa, ditaruh mana muka psikolog tersebut ?
Tes inteegensi terkadang dianggap sulit bagi para mahasiswa psikologi. Namun tidak semua mahasiswa mengalami hal ini. Bisa jadi beberapa mata kuliah dianggap sulit dan beberapa mata kuliah yang lain tidak dianggap sulit. Mahsiswa memiliki cara belajar sendiri dan memiliki cara memahami yang berbeda beda pula.
Dalam pertemuan pertama disatrankan bagi para mahasiswa yang memiliki kesulitan dalam mata kuliah tertentu untuk mencari mahasiswa yang menganggap mata kuliah tersebut gampang. Disamping itu langsung menanyakan pada sumbernya langsung seperti buku pedoman atau dosen pengampu mata kuliah tersebut.
Mengapa demikian? Ada mahasiswa yang menganggap sulit tapi mahasiswa yang lain menganggap mudah mengenai intelegensi atau kecerdasan? Karena didalamnya mencari skor kecerdasan yang memiliki skor tertentu dan tidak terlihat secara nyata. Jika matematika mengukur tinggi suatu benda dengan penggaris yang memiliki tinggi 50 cm dan mengukur tinggi benda yang lain dan ternyata angka dalam penggaris menunjukkan angka 70 cm maka dapat disimpulkan bahwa benda yang memiliki benda 70 cm lebih tinggi daripada benda yang memiliki tinggi 50 cm.

Hal tersebut tidak berlaku dalam kecerdasan. Kecerdasan yang memiliki skor  100 dan 120 tidak dapat disimpulkan bahwa yang memiliki skor 100 lebih rendah dibandingkan dengan yang memiliki skor 120, semua skor sama, yang membedakan adalah cara perlakuan terhadap individu yang memilki skor 100 dan yang memilki 120.

0 komentar:

Posting Komentar

Unordered List

Labels